Ternate, 6/11 (Antara Maluku) - Pengamat ekonomi dari Universitas Khairun Ternate, Rifai Umar mengatakan pemerintah di Maluku Utara harus serius mengembangkan usaha di bidang pariwisata, karena sektor ini dinilai potensial.
"Maluku Utara memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, terutama wisata sejarah dan wisata bahari, tetapi usaha yang terkait dengan kegiatan wisata di daerah ini sangat kurang, akibatnya kontribusinya terhadap pendapatan daerah dan masyarakat relatif kecil," katanya, di Ternate, Jumat.
Menurut Rifai , aktivitas sektor pariwisata di Maluku Utara memang belum seramai daerah lain seperti Bali dan Yogyakarta, tetapi peluang usaha di bidang ini tetap terbuka, namun tidak dimanfaatkan secara baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.
Di Bandara Sultan Babullah Ternate yang merupakan pintu masuk Maluku Utara melalui udara misalnya, di situ seharusnya ada usaha jasa pariwisata yang menawarkan kepada wisatawan yang datang untuk diantar ke berbagai objek wisata, baik di wilayah Ternate maupun di daerah lain di Provinsi setempat.
Begitu pula di setiap objek wisata di Maluku Utara, seharusnya ada penjualan cinderamata khas dan kuliner atau penyewaan perahu dan alat selam untuk objek wisata bahari, seperti yang terlihat di berbagai objek wisata di Indonesia.
Rifai mengatakan, kalau semua itu bisa diwujudkan maka keberadaan potensi pariwisata di Maluku Utara bisa berperan dalam upaya menggerakan aktivitas ekonomi masyarakat, selain itu juga bisa membuka lapangan kerja, termasuk untuk para pencari kerja dari kalangan terampil.
"Pemerintah di Maluku Utara selama ini terkesan kurang proaktif memanfaatkan peluang tersebut, misalnya dengan cara memberikan bantuan modal usaha kepada mereka yang mau memanfaatkan usaha di bidang itu, padahal setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk sektor pariwisata," katanya.
Ia menambahkan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi pariwisata di Maluku Utara, maka pemerintah juga harus mampu mendorong keterlibatan para investor untuk mengembangkan sektor ini , khususnya dalam hal penyediaan infrastruktur.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Maluku Utara memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, terutama wisata sejarah dan wisata bahari, tetapi usaha yang terkait dengan kegiatan wisata di daerah ini sangat kurang, akibatnya kontribusinya terhadap pendapatan daerah dan masyarakat relatif kecil," katanya, di Ternate, Jumat.
Menurut Rifai , aktivitas sektor pariwisata di Maluku Utara memang belum seramai daerah lain seperti Bali dan Yogyakarta, tetapi peluang usaha di bidang ini tetap terbuka, namun tidak dimanfaatkan secara baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.
Di Bandara Sultan Babullah Ternate yang merupakan pintu masuk Maluku Utara melalui udara misalnya, di situ seharusnya ada usaha jasa pariwisata yang menawarkan kepada wisatawan yang datang untuk diantar ke berbagai objek wisata, baik di wilayah Ternate maupun di daerah lain di Provinsi setempat.
Begitu pula di setiap objek wisata di Maluku Utara, seharusnya ada penjualan cinderamata khas dan kuliner atau penyewaan perahu dan alat selam untuk objek wisata bahari, seperti yang terlihat di berbagai objek wisata di Indonesia.
Rifai mengatakan, kalau semua itu bisa diwujudkan maka keberadaan potensi pariwisata di Maluku Utara bisa berperan dalam upaya menggerakan aktivitas ekonomi masyarakat, selain itu juga bisa membuka lapangan kerja, termasuk untuk para pencari kerja dari kalangan terampil.
"Pemerintah di Maluku Utara selama ini terkesan kurang proaktif memanfaatkan peluang tersebut, misalnya dengan cara memberikan bantuan modal usaha kepada mereka yang mau memanfaatkan usaha di bidang itu, padahal setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk sektor pariwisata," katanya.
Ia menambahkan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi pariwisata di Maluku Utara, maka pemerintah juga harus mampu mendorong keterlibatan para investor untuk mengembangkan sektor ini , khususnya dalam hal penyediaan infrastruktur.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015