Banda Neira, 10/11 (Antara Maluku) - Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah telah menyusun program relokasi bagi warga korban kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Seram Utara, terutama bagi mereka yang tergolong penduduk suku terasing di Manoa Tinggi dan Manoa Rendah yang mengungsi karena rumah mereka terbakar.

"Untuk penanganan pengungsinya dari BPBD sudah berikan jaminan dan seperti Manoa rendah dan tinggi pemkab rencana relokasi mereka di tempat-tempat yang bisa terjangkau semua akses," kata Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal di Banda Neira, Selasa.

Program relokasi para pengungsi, khususnya suku terasing karena selama ini mereka tinggal di tempat terpencil jauh di atas gunung serta jauh dari berbagai akses fasilitas umum yang dibangun pemerintah selama ini.

Menurut Bupati, untuk kembali ke lokasi awal maka warga Manoa ini harus berjalan kaki selama 9 jam melalui jalan tanah yang menanjak di dalam hutan baru bisa mencapai tempat tujuannya.

Untuk itu Pemkab Malteng mengharapkan masyarakat ini bisa rela direlokasi agar mudah terjangkau akses fasilitas umum, terutama untuk suku terasing dan mudah-mudahan mereka mau memahami kemudian bisa membaur dengan masyarakat lain yang selama ini ada di Kabupaten Maluku Tengah.

Bupati juga mengakui kalau pihaknya telah memiliki satuan tugas (Satgas) penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.

"Pemkab sudah membuat tanggap darurat sampai dengan tim Satgasnya juga sudah terbentuk jadi untuk kebakaran hutan kemarin, semua persyaratan dan mekanisme yang dibutuhkan tentang penanganan kebakaran sudah ada," ujar Bupati.

Sehingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberikan bantuan sejumlah uang kepada Pemkab Malteng untuk menangani bencana kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Seram Utara.

Dari situlah berarti segala sesuatunya sudah disampaikan ke BNPB karena tanpa itu kami tidak mendapatkan bantuan anggaran, sehingga satgas penanggulangan bencana sebenarnya sudah terbentuk dalam menangani kebakaran hutan.

Menyangkut luas total lahan terbakar di Seram Utara, informasinya secara kasat mata sekiar 30.000 hingga 40.000 hektare, tetapi penentuan secara detail menggunakan teknologi yang tepat menentukan jumlahnya belum diketahui.

Tapi informasi puluhan ribu hektare hutan dan lahan yang terbakar itu belum ada kepastian karena yang terbakar itu lereng-lereng gunung yang jauh sehingga untuk memprediksi secara pastinya belum bisa dilakukan.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015