Ambon, 23/11 (Antara Maluku) - Kapolda Maluku Brigjen Pol Murad Ismael mempersilakan siapa saja yang ingin melaporkan oknum penjual sianida dan merkuri atau air raksa (Hg) kepada para penambang emas ilegal di Gunung Botak, pulau Buru.

"Sekiranya memiliki bukti dan data akurat agar laporankan, selanjutnya Polisi siap mengusut," katanya di Ambon, Senin.

Dia mengakui tidak mengetahui siapa oknum penjual bahan - bahan kimia berbahaya tersebut yang diperdagangkan di pulau Buru.

"Sampai saat ini saya tidak mengetahui siapa oknum penjual bahan-bahan kimia berbahaya tersebut. Jadi silahkan melaporkan dengan bukti maupun saksi lengkap, maka pasti ditangkap pelakunya," tegasnya.

Kapolda menandaskan, penutupan penambangan ilegal di Gunung Botak yang dilakukan sejak beberapa pekan lalu bertujuan menyelamatkan masyarakat, dengan menjamin lingkungan tidak tercemar bahan - bahan kimia berbahaya.

Dia juga menegaskan bahwa pihaknya tidak mendapatkan apa pun dari aktitivitas penambangan emas ilegal di kawasan Gunung Botak.

"Tidak ada satu pun butir emas yang diterima sehingga jangan memgembangkan isu tidak benar soal penutupan kawasan penambangan di Gunung Botak," tegas Kapolda.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Aliansi Indonesia Kabupaten Buru, Putra Baman, meminta Kapolres Buru agar menindak oknum pemasok bahan-bahan kimia berbahaya berupa larutan sianida dan merkuri atau air raksa (Hg) yang dipakai untuk proses pemurnian emas oleh penambang ilegal di Gunung Botak.

"Kami minta Kapolres Buru menindak Kaimudin dan rekannya Mansur Lataka yang terlibat pengadaan bahan-bahan kimia berbahaya kepada para penambang hingga menimbulkan pencemaran lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat," katanya.

Kasmudin dan rekannya melakukan penandatangan kontrak dengan PT. BGR untuk mendatangkan aneka jenis bahan kimia sejak 2012 hingga 2016.

Menurut Putra Baman, pihaknya melakukan aksi demonstrasi beberapa waktu lalu dan mendesak polisi menyegel gudang penyimpanan bahan kimia berbahaya seperti 20 ton cairan sianida, 100 drum mercuri, 200 cerigen berisi bahan kimia berwana hitam dan cairan berbahaya lainnya berwarna abu-abu sekitar 400 cerigen, ditambah kapur api sebanyak 30 ton.

Seluruh bahan beracun ini terdapat label dilarang pegang dengan tangan telanjang dan kalau dipakai hanya satu kali dan ironisnya diletakan dalam gudang bersama pupuk urea yang akan dikirim ke para petani di dataran Waeapo.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015