Ambon, 24/11 (Antara Maluku) - Prestasi cabang olah raga bela diri takewondo Maluku selama tiga tahun terakhir semakin terpuruk dan tidak bisa mendulang medali emas pada event pekan olah raga nasional (PON).

"Koni Maluku mengirimkan delapan atlet untuk mengikuti seleksi Pra PON di Cibubur, dan yang lolos mengikuti PON 2016 hanya dua atlet taewondoin," kata Sekretaris II bidang pembinaan prestasi KONI Maluku, Albert Finanlambir di Ambon, Selasa.

Kondisi ini diduga akibat timbulnya berbagai persoalan internal dalam organisasi sehingga perhatian serius pengurus maupun pelatih terhadap atlet sangat minim disamping persoalan lainnya.

Albert mengaku tidak mengetahui persis berapa besar dana KONI yang dikucurkan kepada kontingen takewondo Maluku yang mengikuti Pra PON di Cibubur, tetapi memang ada sejumlah keluhan dari para atlitnya.

"Kalau soal besaran anggarannya coba cek pengurus KONI lain. Yang saya dengar kontingen taekwondo Maluku diberikan dana sebesar Rp126 juta," katanya.

Anggaran tersebut seharusnya digunakan untuk biaya penginapan 16 atlet dari pada 16-18 November 2015, ternyata yang berangkat hanya 15 orang, membeli sepatu, kaos lengan panjang untuk olah raga serta dobok untuk latihan, ternyata yang dibeli hanya kaos lengan panjang untuk olah raga.

Selain itu belasan atlet yang ikut dalam Pra PON di Cibubur juga bukanlah atlet berprestasi.

Menurut Albert, kepengurusan organisasi harus segera dibenahi antara pengurus besar taekwondo Indonesia (PBTI) dengan Universal Taekwondo Indonesia (UTI) atau Uti pro, serta perlu ada kekompakkan antara para pelatihnya.

Dua atlet pra PON 2015 asal Kabupaten Kepulauan Aru, Jo dan rekannya Iman dari Kabupaten Maluku Tenggara mengaku tidak tinggal di penginapan selama mengikuti pertandingan.

Mereka menetap di rumah warga setempat dan hanya dibelikan kaos lengan panjang oleh tim yang membawa mereka.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015