Ambon, 22/12 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff memimpin upacara Peringatan Hari Ibu ke-87 di Ambon, Selasa.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Said membacakan sambutan tertulis Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana S. Yembise.

Menteri Yohana mengatakan masyarakat Indonesia terutama generasi mudanya perlu memaknai Hari Ibu (HI) yang diperingati setiap tahun sebagai sebuah momentum gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

"Hari Ibu lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia sungguh mengesankan," katanya.

Buktinya, antara lain terlihat dalam Kongres Perempuan pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta sebagai tekad bersama mendorong pembentukan Indonesia Merdeka.

"Hakekat Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda, akan makna hari ibu sebagai sebuah momentum gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuang bangsa Indonesia," katanya.

Sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, kata Menteri Yohana, peringatan hari ibu ditetapkan setiap tanggal 22 Desember sebagai Hari Nasional yang bukan hari libur.

Peringatan hari ibu juga diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan serta membawa pengaruh positif bagi perempuan dan masyarakat yang terdorong untuk selalu menghargai hak-haknya sebagai perempuan.

"Hal ini membuktikan bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan, mampu meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri. Perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara juga mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan," ujarnya.

Menteri Yohana mengatakan perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki.

Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki, telah mendorong keduanya sebagai mitra dalam setiap aspek kehidupn berbangsa dan bernegara.

Sesuai dengan tema peringatan hari ibu, "Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Dalam Mewujudkan Lingkungan yang Kondusif untuk Perlindungan Perempuan dan Anak".

Tema ini, selaras dengan kebijakan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019, serta mewujudkan Nawacita sebagai salah satu agenda nasional.

Menteri mengungkapkan, telah banyak keberhasilan dan kemajuan yang dicapai perempuan Indonesia hingga saat ini, namun tidak dipungkiri bahwa kondisi perempuan dan anak sebagai kelompok masyarakat yang rentan dari berbagai kekerasan, eksploitasi dan perlakukan diskriminatif lainnya.

"Perempuan dan anak dengan jumlah yang relatif besar yaitu 80 persen dari total penduduk Indonesia, keduanya merupakan sumberdaya dan asset potensial dalam pembangunan," katanya.

Karena itu, mengingat maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang akhir-akhir ini terjadi di masyarakat, kata Menteri Yohana, maka tema ini, "Kami angkat dan memberikan penyadaran kepada semua pemangku kepentingan tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif, untuk melindungi perempuan dan anak dari berbagai bentuk kekerasan," ujarnya.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015