Ternate, 26/1 (Antara Maluku) - Pengamat pariwisata di Maluku Utara (Malut) Asghar Saleh mengatakan infrastruktur pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai harus dibenahi, jika menginginkan daerah itu menjadi salah satu tujuan wisata dunia.
"Morotai memang memiliki potensi pariwisata yang sangat menarik, terutama pariwisata bahari dan peninggalan sejaharah, tetapi potensi itu tidak akan membuat wisatawan, terutama dari mancanegara tertarik datang berkunjung kalau infrastruktur pariwisatanya masih terbatas seperti saat ini," katanya di Ternate, Selasa.
Menurut dia, infrastruktur pariwisata di daerah bekas pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II itu yang harus dibenahi di antaranya akomodasi, karena di sana belum ada hotel yang sesuai dengan standar, apalagi hotel berbintang.
Selain itu, infrastruktur transportasi yang menghubungkan Daruba, ibu kota Kabupaten Pulau Morotai dengan seluruh objek wisata yang ada di daerah itu, termasuk berbagai fasilitas penunjang di setiap objek wisata, seperti tempat peristrahatan, toilet dan fasilitas air bersih, ujarnya.
Asghar Saleh mengatakan, akses transportasi yang menghubungkan Morotai dengan daerah lainnya, terutama Ternate yang merupakan pintu keluar masuk ke Provinsi Malut serta kota-kota lainnya di Indonesia, terutama yang selama ini telah berkembang menjadi daerah tujuan wisata, seperti Bali dan Jakarta, harus dibuka terutama untuk transportasi udara.
Bahkan, menurut dia, kalau memungkinkan dibuka akses penerbangan langsung dari Morotai ke berbagai negara, minimal menjadikan Morotai sebagai tempat persinggahan untuk penerbangan internasional, misalnya penerbangan dari Jepang yang akan ke Bali atau Australia dengan menyinggahi Morotai.
"Bandara Leo Wattimena di Morotai sudah cukup memadai untuk dijadikan bandara transit bagi penerbangan internasional. Kalau ini bisa dilakukan maka akan semakin memudahkan wisman yang akan ke Morotai," katanya.
Ia menambahkan, keputusan pemerintah pusat untuk membentuk Badan Otoritas Pariwisata Morotai diharapkan dapat menjawab permasalahan pembangunan infrastruktur pariwisata di daerah itu, terutama dari segi pendanaan, karena kalau hanya mengharapkan dari APBD setempat jelas tidak memungkinkan, apalagi Morotai merupaka daerah otonomi baru (DOB).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Morotai memang memiliki potensi pariwisata yang sangat menarik, terutama pariwisata bahari dan peninggalan sejaharah, tetapi potensi itu tidak akan membuat wisatawan, terutama dari mancanegara tertarik datang berkunjung kalau infrastruktur pariwisatanya masih terbatas seperti saat ini," katanya di Ternate, Selasa.
Menurut dia, infrastruktur pariwisata di daerah bekas pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II itu yang harus dibenahi di antaranya akomodasi, karena di sana belum ada hotel yang sesuai dengan standar, apalagi hotel berbintang.
Selain itu, infrastruktur transportasi yang menghubungkan Daruba, ibu kota Kabupaten Pulau Morotai dengan seluruh objek wisata yang ada di daerah itu, termasuk berbagai fasilitas penunjang di setiap objek wisata, seperti tempat peristrahatan, toilet dan fasilitas air bersih, ujarnya.
Asghar Saleh mengatakan, akses transportasi yang menghubungkan Morotai dengan daerah lainnya, terutama Ternate yang merupakan pintu keluar masuk ke Provinsi Malut serta kota-kota lainnya di Indonesia, terutama yang selama ini telah berkembang menjadi daerah tujuan wisata, seperti Bali dan Jakarta, harus dibuka terutama untuk transportasi udara.
Bahkan, menurut dia, kalau memungkinkan dibuka akses penerbangan langsung dari Morotai ke berbagai negara, minimal menjadikan Morotai sebagai tempat persinggahan untuk penerbangan internasional, misalnya penerbangan dari Jepang yang akan ke Bali atau Australia dengan menyinggahi Morotai.
"Bandara Leo Wattimena di Morotai sudah cukup memadai untuk dijadikan bandara transit bagi penerbangan internasional. Kalau ini bisa dilakukan maka akan semakin memudahkan wisman yang akan ke Morotai," katanya.
Ia menambahkan, keputusan pemerintah pusat untuk membentuk Badan Otoritas Pariwisata Morotai diharapkan dapat menjawab permasalahan pembangunan infrastruktur pariwisata di daerah itu, terutama dari segi pendanaan, karena kalau hanya mengharapkan dari APBD setempat jelas tidak memungkinkan, apalagi Morotai merupaka daerah otonomi baru (DOB).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016