Kota Gaza, 7/3 (Antara/Xinhua-OANA) - HAMAS pada Ahad (6/3) membantah tuduhan Menteri Dalam Negeri Mesir Magdi Abdel Ghaffar mengenai keterlibatan Kelompok Perlawanan Islam itu dalam pembunuhan mantan jaksa agung Mesir Hisham Barakat.

Sami Abu Zuhri, Juru Bicara HAMAS di Jalur Gaza mengatakan di dalam satu pernyataan yang dikirim melalui surel bahwa gerakan tersebut terkejut dengan pernyataan pejabat Mesir, yang menuduh HAMAS terlibat dalam pembunuhan Barakat.

"Tuduhan itu tidak cocok dengan upaya yang dilancarkan untuk mengembangkan hubungan dengan Kairo," kata juru bicara tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Ia menambahkan, "Para pejabat Mesir mesti memikul tanggung jawab dan tidak melibatkan faksi Palestina ke dalam percekcokan dalam negeri di Mesir."

Pada Ahad pagi, Abdel Ghaffar mengatakan dalam satu taklimat di Kairo bahwa HAMAS memiliki peran besar dalam pelaksanaan rencana untuk membunuh kanselir Barakat pada Juni tahun lalu, dan mengawasi operasi tersebut dari sejak awal.

"Serangkaian tindakan akan dilakukan terhadap HAMAS setelah keterlibatan anggotanya dalam pembunuhan itu diperiksa," katanya.

Menurut laporan awal beberapa hari sebelumnya, satu delegasi pejabat tinggi yang mewakili beberapa faksi Palestina, termasuk HAMAS dan Jihad Islam, akan segera menghadiri pertemuan di Kairo dengan para pejabat senior Mesir.

Laporan tersebut juga mengatakan delegasi Palestina itu dijadwalkan membahas serangkaian masalah, termasuk krisis mengenai penutupan pos penyeberangan Rafah di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.

Hubungan antara HAMAS dan Mesir menjadi tegang setelah HAMAS dituduh terlibat dalam memasok pelaku teror dalam melakukan serangan bersenjata terhadap personel militer Mesir di Semenanjung Sinai.

Hubungan memburuk setelah penggulingan presiden Mohamed Moursi dari kubu Islam pada awal Juli 2013. Moursi berasal dari Ikhwanul Muslimin dan mempertahankan hubungan baik dengan HAMAS di Jalur Gaza.

Pewarta: Chaidar (*)

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016