Ambon, 14/3 (Antara) - Les Moluccans kafe dan bar Ambon mulai mengolah minuman tradisional "Sopi" menjadi minuman berstandar internasional.

"Kami mencoba mengolah sopi yang merupakan produk lokal menjadi minuman berstandar internasional, sekaligus berupaya menjadikan produk ini legal dan memberikan pemasukan bagi daerah," kata owner brand Les Moluccans Ambon, Robert Sounawe, di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan, sopi merupakan fermentasi hasil sadapan dari pohon aren dan memiliki kadar alkohol diatas 50 persen. Produk lokal tersebut kemudian diolah menjadi kurang lebih 40 jenis minuman yang tidak menimbulkan efek mabuk bagi yang menikmati.

"Sopi selama ini dijual dengan harga yang cukup murah dan dikonsumsi secara bebas, tetapi disini kita berupaya menampung dan mengolah produk tersebut sehingga bernilai tinggi," katanya.

Menurut Robert, selama ini minuman tradisional khas Maluku tersebut dikonsumsi masyarakat secara bebas dengan harga relatif murah yakni Rp25.000 hingga Rp30.000/botol aqua.

"Padahal untuk mendapatkan minuman tradisional ini dibutuhkan usaha cukup melelahkan yakni mengambil air nira dari pohon aren, kemudian disuling dan dari penguapan penyulingan menjadi minuman yang dapat dinikmati," ujarnya.

Konsep ini, katanya, telah dimulai di Jakarta sejak 2014 dan mendapat respon positif para pengunjung yang tidak hanya masyarakat Maluku di Jakarta, tetapi juga wisatawan mancanegara.

"Kami berharap dukungan pemerintah daerah untuk melihat bahwa minuman tradisional tidak selamanya memberi dampak buruk, tetapi jika diolah dengan baik akan mendatangkan pemasukan bagi daerah," katanya.

Les Moluccans yang akan menggelar "grand opening" di akhir Maret 2016, mengusung konsep kafe dan bar bergaya kawula muda dengan menampilkan suasana berbeda dari kafe lainnya di yang ada di kota Ambon.

"Les Moluccans merupakan tempat berkumpul orang dari berbagai latar belakang suku, agama, ras dan golongan. Di sini pengunjung tidak hanya menikmati minuman dan makanan dari produk lokal, tetapi juga dapat menikmati musik dari beragam genre," tandasnya.

Robert mengemukakan, kafe dan bar yang dipimpinnya akan memberikan ruang besar bagi para musisi lokal untuk mengembangkan talenta bermusik, disamping sejumlah musisi asal Maluku yang telah malang melintang di industri musik tanah air.

"Kami pada prinsipnya mendukung program Pemerintah Kota untuk menjadikan Ambon sebagai kota musik, dengan menyuguhkan sejumlah even seperti Moluccan night, akustik dan penampilan Disc Jokey (DJ) dari Amsterdam Belanda," ujarnya.

Robert menambahkan, pihaknya berupaya memberikan nuansa yang berbeda baik dari sisi pelayanan, fasilitas kafe dan hiburan.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016