London, 5/4 (Antara/Reuters) - Setelah lebih dari 50 tahun bergelut dengan rock 'n' roll, band Rolling Stones masih menembus batas dengan mengadakan pameran pertama mereka yang memamerkan ratusan barang dari karir panjang mereka.
Pameran tersebut menampilkan mulai dari pakaian keseharian Mick Jagger hingga sejumlah gitar milik Keith Richards.
Disebut sebagai "pameran besar pertama (kelompok itu) dan pameran perjalanan terbesar dalam jenisnya yang pernah diselenggarakan," pameran itu membuka dunia Stones kepada para penggemarnya, dari hari-hari awal mereka yang miskin, berbagi apartemen rusak di London pada 1962 hingga ke belakang panggung di konser jutaan dolar mereka.
Sejumlah alat musik termasuk beberapa gitar yang pernah digunakan oleh Richards dan Ronnie Wood, dan set drum milik Charlie Watts dipamerkan di Galeri Saatchi London bersama dengan buku lirik milik Jagger.
Menghabiskan sekitar tiga tahun dalam pembuatannya, pameran itu menunjukkan lebih dari 500 barang dari arsip grup band itu.
"Tentu saja itu bukan tidak terbatas namun masih akan berlanjut dan kami berusaha untuk mendorong sesuatu yang belum pernah dilakukan," Jagger, 72, mengatakan kepada wartawan Reuters dalam sebuah wawancara. "Saya rasa tidak ada (pameran) apapun yang seperti ini sebelumnya. Maksud saya, saya tidak tahu, saya tidak merasa. Jadi, anda tahu, masih mencoba untuk menembus batasnya sedikit," dia menambahkan.
Pameran sejenis lainnya didedikasikan untuk karir David Bowie di London pada 2013 dan menarik banyak pengunjung. Bowie meninggal dunia Januari lalu pada usia 69 tahun.
Bagi mereka yang belum pernah menyaksikan aksi panggung Stones secara langsung, sebuah rekayasa ulang tempat balik panggung mereka, dengan meja rias, perlengkapan audio, dan sejumlah gitar, mengarah kepada pengalaman tiga dimensi dalam menyaksikan aksi panggung band rock itu.
Pameran itu juga merekayasa ulang apartemen mereka yang berantakan di London dimana Richards dan Jagger tinggal bersama mendiang salah satu pendiri band, Brian Jones, dengan sejumlah piring kotor yang menumpuk dan tempat tidur yang tidak rapi.
"Itu adalah sebuah perjalanan yang hebat melalui kehidupan anda sendiri, anda tahu? Bagi saya, itu cukup emosional dalam satu hal," Richards mengatakan kepada Reuters.
Para penggemar juga dapat melihat ke dalam studio Rolling Stones dan melihat sejumlah sampul album klasik, poster perjalanan konser, dan hasil karya Andy Warhol berupa logo band itu, bibir dan lidah.
Pameran itu juga memamerkan pakaian mereka yang berwarna, dari setelan tartan milik Watts dari tahun 1966, jumpsuit beludru 1972 milik Jagger, mantel antelop 1994 milik Richard hingga jaket bordir 2005 milik Wood, dengan banyak lagi kostum panggung yang dipamerkan.
"Terdapat sebuah keajaiban yang terjadi setiap kali kami berkumpul untuk gladi bersih, untuk sebuah perjalanan konser baru, atau saat kami memasuki studio," Wood mengatakan terkait kesuksesan band itu.
Rolling Stones baru saja menyelesaikan konser perjalanan mereka di Amerika Latin, yang berakhir dengan konser bersejarah di Kuba.
Saat ini mereka berusia 60an dan 70an akhir, dan "lebih lembut, lebih bijaksana" menurut Watts, namun mereka belum memiliki rencana untuk pensiun dari dunia musik.
"Semoga saja, kami tidak pernah menyerah. Mereka harus menguburkan kami. Kami merasa seperti kami masih berkembang dan saya rasa anda harus merasa demikian," Richards mengatakan. "Setiap pertunjukan yang anda lakukan, anda mengatakan bahwa yang berikutnya harus lebih baik lagi," dia menambahkan.
Pameran yang berjudul "Exhibitionism" itu akan dilangsungkan di Galeri Saatchi dari 5 April hingga 4 September mendatang, setelah itu mereka melakukan konser kunjungan ke 11 negara di seluruh dunia dalam kurun waktu empat tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
Pameran tersebut menampilkan mulai dari pakaian keseharian Mick Jagger hingga sejumlah gitar milik Keith Richards.
Disebut sebagai "pameran besar pertama (kelompok itu) dan pameran perjalanan terbesar dalam jenisnya yang pernah diselenggarakan," pameran itu membuka dunia Stones kepada para penggemarnya, dari hari-hari awal mereka yang miskin, berbagi apartemen rusak di London pada 1962 hingga ke belakang panggung di konser jutaan dolar mereka.
Sejumlah alat musik termasuk beberapa gitar yang pernah digunakan oleh Richards dan Ronnie Wood, dan set drum milik Charlie Watts dipamerkan di Galeri Saatchi London bersama dengan buku lirik milik Jagger.
Menghabiskan sekitar tiga tahun dalam pembuatannya, pameran itu menunjukkan lebih dari 500 barang dari arsip grup band itu.
"Tentu saja itu bukan tidak terbatas namun masih akan berlanjut dan kami berusaha untuk mendorong sesuatu yang belum pernah dilakukan," Jagger, 72, mengatakan kepada wartawan Reuters dalam sebuah wawancara. "Saya rasa tidak ada (pameran) apapun yang seperti ini sebelumnya. Maksud saya, saya tidak tahu, saya tidak merasa. Jadi, anda tahu, masih mencoba untuk menembus batasnya sedikit," dia menambahkan.
Pameran sejenis lainnya didedikasikan untuk karir David Bowie di London pada 2013 dan menarik banyak pengunjung. Bowie meninggal dunia Januari lalu pada usia 69 tahun.
Bagi mereka yang belum pernah menyaksikan aksi panggung Stones secara langsung, sebuah rekayasa ulang tempat balik panggung mereka, dengan meja rias, perlengkapan audio, dan sejumlah gitar, mengarah kepada pengalaman tiga dimensi dalam menyaksikan aksi panggung band rock itu.
Pameran itu juga merekayasa ulang apartemen mereka yang berantakan di London dimana Richards dan Jagger tinggal bersama mendiang salah satu pendiri band, Brian Jones, dengan sejumlah piring kotor yang menumpuk dan tempat tidur yang tidak rapi.
"Itu adalah sebuah perjalanan yang hebat melalui kehidupan anda sendiri, anda tahu? Bagi saya, itu cukup emosional dalam satu hal," Richards mengatakan kepada Reuters.
Para penggemar juga dapat melihat ke dalam studio Rolling Stones dan melihat sejumlah sampul album klasik, poster perjalanan konser, dan hasil karya Andy Warhol berupa logo band itu, bibir dan lidah.
Pameran itu juga memamerkan pakaian mereka yang berwarna, dari setelan tartan milik Watts dari tahun 1966, jumpsuit beludru 1972 milik Jagger, mantel antelop 1994 milik Richard hingga jaket bordir 2005 milik Wood, dengan banyak lagi kostum panggung yang dipamerkan.
"Terdapat sebuah keajaiban yang terjadi setiap kali kami berkumpul untuk gladi bersih, untuk sebuah perjalanan konser baru, atau saat kami memasuki studio," Wood mengatakan terkait kesuksesan band itu.
Rolling Stones baru saja menyelesaikan konser perjalanan mereka di Amerika Latin, yang berakhir dengan konser bersejarah di Kuba.
Saat ini mereka berusia 60an dan 70an akhir, dan "lebih lembut, lebih bijaksana" menurut Watts, namun mereka belum memiliki rencana untuk pensiun dari dunia musik.
"Semoga saja, kami tidak pernah menyerah. Mereka harus menguburkan kami. Kami merasa seperti kami masih berkembang dan saya rasa anda harus merasa demikian," Richards mengatakan. "Setiap pertunjukan yang anda lakukan, anda mengatakan bahwa yang berikutnya harus lebih baik lagi," dia menambahkan.
Pameran yang berjudul "Exhibitionism" itu akan dilangsungkan di Galeri Saatchi dari 5 April hingga 4 September mendatang, setelah itu mereka melakukan konser kunjungan ke 11 negara di seluruh dunia dalam kurun waktu empat tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016