Irlandia Ingin Menang

Lille, 23/6 (Antara/Reuters) - Tim Irlandia ingin mengulang penampilan mereka seperti pada pertandingan penyisihan terakhir Grup E ketika menghadapi tim tuan rumah Prancis pada laga 16 besar kejuaraan sepak bola Piala Eropa 2016 yang akan berlangsung di Lyon pada Minggu (26/6).

"Kami ingin kembali tampil seperti malam ini untuk meraih sebuah kesempatan," kata pelatih Irlandia Martin O'Neill setelah kemenangan Irlandia 1-0 atas Italia di Lille, Rabu (22/6) malam waktu setempat.

"Jika kami dapat memulihkan kondisi tepat waktu, kami ingin bermain sekuat malam ini," kata O'Neill setelah Irlandia berhasil menembus babak gugur untuk pertama kalinya pada Piala Eropa.

Kemenangan Irlandia atas tim Azzuri itu diperoleh lewat gol Robbie Brady pada menit ke-85 yang berawal dari umpan silang Wes Hoolahan.

"Jika kami dapat bermain bersama seperti yang kami lakukan pada malam ini, kami dapat mengalahkan siapapun. Kami dapat terus melaju sejauh yang kami inginkan," kata Brady penuh optimisme.

Perburuan Terbuka Lebar

Paris, 23/6 (Antara/Reuters) - Bek timnas Inggris Gary Cahill mengatakan bahwa perburuan gelar Piala Eropa 2016 masih terbuka lebar dan belum ada tim yang tampak bakal memastikan meraih gelar.

Inggris yang berada di posisi runner-up Grup B dan terpaut satu poin atas pimpinan grup Wales, akan menghadapi Islandia pada pertandingan babak 16 besar di Nice pada Senin mendatang.

Bek Chelsea itu mencontohkan Prancis yang melakukan pertandingan kedua di Grup A, dimana tim tuan rumah itu baru bisa mencetak gol pada menit-menit akhir untuk mengalahkan Albania 2-0, menunjukkan bahwa tidak mudah untuk melaju meraih kemenangan bagi tim=tim negara besar seperti itu.

"Tentu ada tim-tim yang mengesankan kami, tapi saya pikir ini masih terbuka lebar," kata Cahill.

"Anda lihat Prancis, Spanyol dan Jerman yang selalu digdaya, tapi belum ada tampak dari mereka yang bakal melenggang, saya tidak berfikir seperti itu," katanya.

"Anda lihat bagaimana tim-tim itu harus bekerja keras, seperti Prancis di pertandingan kedua....Setiap orang harus bertarung mati=matian dan itu sangat keras," tambahnya.

Kekalahan Spanyol

La Rochelle, Prancis, 24/6 (Antara/Reuters) -  Pemain belakang Spanyol Juanfran, dalam konferensi pers pada Kamis waktu setempat, menggambarkan kekalahan timnya 1-2 dari Kroasia pada kejuaraan sepak bola Piala Eropa 2016 sebagai "terlalu didramatiskan" dan percaya tim juara bertahan itu akan bangkit dari pengalaman untuk mengalahkan Italia.

Segala hal menjadi terawasi sejak kekalahan Spanyol pada Selasa (21/6) itu, termasuk keputusan pelatih Vincente del Bosque untuk menurunkan pemain-pemain "Starting XI" pada tiga laga berturut-turut alih-alih mengistirahatkan para pemain.

Juanfran yang merupakan pemain berpengalaman itu menyebut para pendukung timnya terlalu terbawa dengan kritikan mereka seiring peningkatan ketegangan jelang laga Spanyol kontra Italia yang seakan mengulang laga final Piala Eropa 2012. Pertandingan kedua tim kuat itu akan menjadi simpul utama babak 16 besar.

"Pada sebagian besar dalam tiga pertandingan yang telah kami jalani (selama Piala Eropa), kami merupakan tim superior," kata Juanfran dalam konferensi pers.

"Saya kira kekalahan kami terlalu didramatiskan. Itu adalah kekalahan yang tidak terduga. Kami telah banyak memikirkan tentang gol kedua Kroasia dan ada kepercayaan diri yang terlalu besar pada tim kami. Kami akan perbaiki itu," ujar pemain bernomor punggung 16 itu.

Banyak pendukung tim Matador yang mempertanyakan keputusan pemilihan Sergio Ramos, ketika skor imbang 1-1, sebagai pemain yang mengeksekusi tendangan penalti dan lantas tidak menghasilkan gol. Mereka menganggap seorang pemain gelandang atau penyerang yang lebih mampu melakukan penalti itu.

"Eksekusi penalti itu merupakan sebuah keputusan yang diambil oleh pelatih, selama permainan atau jika ada sebuah tendangan penalti," kata pemain klub Atletico Madrid itu.

Juanfran, yang juga membela tim nasionalnya pada Piala Eropa 2012, menyadari diri sebagai orang yang tepat untuk berada di luar lapangan karena telah belajar tentang kekecewaan.

Pemain berusia 31 tahun itu pernah gagal mengeksekusi tendangan penalti bagi timnya dalam final Liga Champions yang berarti memberikan kemenangan pada klub Real Madrid.

Namun, Juanfran selalu mempertahankan sikap optimis yang dia ingin rekan satu timnya saling berbagi. "Kesimpulan setelah kekalahan adalah hal positif. Di sana, kami belajar. Kami yakin kami dapat lolos babak berikutnya," ujarnya.

Juanfran pun menjawab, "Setiap lawan dalam babak 16 besar Piala Eropa merupakan lawan yang tangguh," ketika ditanya peluang Spanyol untuk menaklukkan tim Azzuri.

"Peluang kami itu perlu kembali dilihat. Saya menerapkan filosofi Atletico yaitu satu pertandingan pada satu waktu," ujarnya.

Salah satu bekal kepercayaan diri Spanyol adalah Alvaro Morata yang telah mencetak tiga gol pada dua laga sebelumnya. "Alvaro Morata berada pada kondisi yang sangat baik. Sebagai pemain penyerang, kami hanya dapat memintanya untuk mencetak angka dan dia memberikan itu kepada kami," kata Juanfran.

Pewarta: Imam Santoso/A. Budiman

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016