Denpasar, 24/6 (Antara Maluku) - Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong daerah lain di Indonesia untuk melakukan promosi wisata di Provinsi Bali mengingat Pulau Dewata merupakan magnet pariwisata.

"Orang berpromosi itu di tempat keramaian. Keramaian pariwisata di Indonesia itu ada di Bali," katanya di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis.

Menurut dia, dibandingkan berpromosi di luar negeri, berpromosi di Bali dinilai lebih efektif dan efisien karena Pulau Dewata merupakan "tourism hub" Tanah Air.

"Pasang 'billboard' di Bali yang melihat itu empat juta pasang mata wisatawan mancanegara. Kalau promosi di luar negeri itu mahal," ucapnya seraya menambahkan bahwa Bali juga dikunjungi sekitar delapan juta wisatawan domestik per tahun.

Arief menceritakan bahwa apabila melakukan promosi di luar negeri memakan ongkos yang besar dengan rincian untuk mendirikan 'spot' mencapai 10 juta dolar AS dan iklan komersial di televisi bisa mencapai 50 juta dolar AS.

Dia menjelaskan bahwa salah satu media yang bisa digunakan untuk melakukan promosi pariwisata di Pulau Dewata adalah "Bali Beyond and Travel Fair" (BBTF).

Ajang pariwisata tahunan itu berkonsep bisnis dan bisnis yakni mempertemukan pelaku bisnis secara langsung untuk bertransaksi.

Transaksi yang digunakan dalam ajang yang baru berusia tiga tahun itu yakni "Pre-schedulled appointment" yang merupakan kesepakatan waktu mengenai jadwal pertemuan khusus antara pembeli dan penjual untuk negosiasi bisnis jangka panjang.

Untuk pertama kalinya, BBTF mengusung tema Tanah Toraja yang bertujuan mendongkrak potensi destinasi wisata di daerah tersebut.

Arief tidak mendorong daerah lain membuat kegiatan serupa karena nama Bali lebih menarik bagi wisatawan mancanegara.

"Kami dorong BBTF yang kuat dibandingkan yang lainnya yang lemah," katanya.

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016