Ternate, 23/7 (Antara Maluku) - Dinas Tata Kota dan Pertemanan (DTKP) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) memasang larangan untuk membangun permukiman di areal pekuburan kolonial Belanda.

"Pemasangan papan larangan di pekuburan Belanda itu bertujuan agar warga setempat tidak menyerobot masuk dalam kawasan pekuburan karena saat ini sudah banyak rumah warga dalam lokasi tersebut," kata Kepala DTKP Kota Ternate, Rizal Marsaoly di Ternate, Sabtu.

Dia mengatakan, ada beberapa lokasi di lahan pekuburan ini tidak hanya pekuburan Belanda tapi juga kuburan milik etnis Tionghoa dan kuburan Islam yang pada intinya semua menjadi kawasan yang segera diselesaikan.

Beberapa langkah yang telah diambil Pemerintah kota Ternate melalui DTKP misalnya pekuburan Islam telah melakukan komunikasi dengan yayasan Annur dan instansi terkait untuk segera mungkin dilakukan penataan

Namun yang menjadi fokus utama DTKP yang dianggarkan dalam APBD yakni melakukan penataan untuk pekuburan Belanda, pekuburan Belanda ini menjadi fokus karena bukan berarti mengabaikan lokasi pekuburan lain, tapi semua pekuburan menjadi prioritas.

"Kita melakukan secara bertahap disesuikan dengan kondisi urgensi di lapangaan, karena melihat kondisi di kuburan Belanda termasuk kuburan Cinta di sana warga sudah mulai melakukan penyerobotan bahkan mereka membongkar pekuburan ini yang dianggap sangat fatal," ujar Rizal.

Rizal menjelaskan, langkah pertama yang diambil adalah memasang papan informasi, langkah kedua menyurat ke masyarakat yang tinggal di sekeliling yang menempati lokasi itu untuk segera meninggalkan lokasi itu dan langkah pemasangan papan informasi, dilakukan pemasangannya untuk selanjutnya dilakukan penataan kawasan itu.

"Kawasan kuburan Belanda saya akan fokus sebagai zona kawasan RTH kuburan sehingga kuburan itu menjadi indah, artinya di situ kita akan memasang lampu kemudian kita membuat pagar dan kita akan membuat prasasti untuk mengidentifikasi warga Belanda yang meninggal di kawasan itu sehingga setiap kali orang datang dari Belanda bisa mengakses leluhur mereka yang dikebumikan di kota Ternate," katanya.

Saat itu, ada puluhan rumah yang dibangun warga secara ilegal di kawasan perkuburan Belanda, bahkan sejumlah situs sejarah itu dibongkar dan dibangun permukiman. 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016