Ternate, 5/8 (Antara Maluku) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Ternate, Maluku Utara (Malut), mengakui, pelanggan yang menggunakan listrik pintar di kota itu relatif masih minim.
"Dari keseluruhan pelanggan, yang sudah menggunakan listrik pintar atau prabayar adalah 16.000 dan yang menggunakan listrik pasca-bayar sebanyak 26.000 pelanggan dan jika mau dilihat, hal ini jauh dari setengah pelanggan yang berada di Kota Ternate," kata Kepala PT PLN (Persero) Ternate Awat Toluohu di Ternate, Jumat.
Bahkan, sampai saat ini pengguna listrik pintar atau prabayar di Kota Ternate masih bisa dibilang minim, sebab keseluruhan pengguna yang tersebar di Pulau Ternate sebesar 42.000 pelanggan.
Ia menegaskan, untuk pemakaian listrik prabayar ini tiap tahun semakin meningkat, walau peningkatannya tidak terlalu drastis dan untuk tiap bulan selalu fluktuatif, namun selalu ada kenaikan.
Selain itu, untuk perbulan biasanya rata-rata bisa 5 sampai 10 pelanggan yang mendaftarkan untuk menggunakan listrik prabayar.
Ia menambahkan, hal ini jelas kita lihat, bahwa penggunaan listrik pintar (prabayar) ini sangat memiliki manfaat yang cukup banyak seperti memudaahkan pelanggan untuk tidak melakukan antrean, dapat mengecek dan mengontrol pemakaian listrik, bahkan memudahkan dari petugas PLN untuk melakukan kontrol.
Selain itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi melalui beberapa media seperti cetak, radio dan bahkan brosur-brosur yang sudah kami siapkan, kami langsung membagikannya di rumah-rumah warga.
"Dengan imbauan kepada masyarakat agar menggunakan listrik pintar ini dengan manfaat yang begitu banyak, dengan begitu masyarakat juga dapat merasakan pemakaian listrik pintar ini," katanya.
Apalagi listrik pintar ini seperti pulsa pada telpon seluler, yang di mana jika banyak kita menggunakan semakin habis pulsa listriknya.
"Jadi, para pelanggan juga akan mengontrol terhadap penggunaan pulsa, dengan begitu masyarakat kita akan menghemat, seperti tidak menyalakan lamu pada jam-jam tertentu, tidak menggunakan listrik yang berlebihan yang menyebabkan cepat kehabisan pulsa listrik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Dari keseluruhan pelanggan, yang sudah menggunakan listrik pintar atau prabayar adalah 16.000 dan yang menggunakan listrik pasca-bayar sebanyak 26.000 pelanggan dan jika mau dilihat, hal ini jauh dari setengah pelanggan yang berada di Kota Ternate," kata Kepala PT PLN (Persero) Ternate Awat Toluohu di Ternate, Jumat.
Bahkan, sampai saat ini pengguna listrik pintar atau prabayar di Kota Ternate masih bisa dibilang minim, sebab keseluruhan pengguna yang tersebar di Pulau Ternate sebesar 42.000 pelanggan.
Ia menegaskan, untuk pemakaian listrik prabayar ini tiap tahun semakin meningkat, walau peningkatannya tidak terlalu drastis dan untuk tiap bulan selalu fluktuatif, namun selalu ada kenaikan.
Selain itu, untuk perbulan biasanya rata-rata bisa 5 sampai 10 pelanggan yang mendaftarkan untuk menggunakan listrik prabayar.
Ia menambahkan, hal ini jelas kita lihat, bahwa penggunaan listrik pintar (prabayar) ini sangat memiliki manfaat yang cukup banyak seperti memudaahkan pelanggan untuk tidak melakukan antrean, dapat mengecek dan mengontrol pemakaian listrik, bahkan memudahkan dari petugas PLN untuk melakukan kontrol.
Selain itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi melalui beberapa media seperti cetak, radio dan bahkan brosur-brosur yang sudah kami siapkan, kami langsung membagikannya di rumah-rumah warga.
"Dengan imbauan kepada masyarakat agar menggunakan listrik pintar ini dengan manfaat yang begitu banyak, dengan begitu masyarakat juga dapat merasakan pemakaian listrik pintar ini," katanya.
Apalagi listrik pintar ini seperti pulsa pada telpon seluler, yang di mana jika banyak kita menggunakan semakin habis pulsa listriknya.
"Jadi, para pelanggan juga akan mengontrol terhadap penggunaan pulsa, dengan begitu masyarakat kita akan menghemat, seperti tidak menyalakan lamu pada jam-jam tertentu, tidak menggunakan listrik yang berlebihan yang menyebabkan cepat kehabisan pulsa listrik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016