Ambon, 20/8 (Antara Maluku) - Peserta Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Maluku Meylita Adesya Wijayanto (16) mengaku bahagia karena berhasil menaikkan bendera Merah Putih dengan sempurna pada upacara HUT ke 71 Kemerdekaan RI di Lapangan Merdeka, Kota Ambon.

"Memang awal latihan Paskibraka terasa sengsara, karena banyak tekanan dari pelatih. Tetapi pada akhirnya membawa kebahagiaan, karena telah melaksanakan tugas penaikan bendera dengan baik," kata putri pertama pasangan Adi Wijayanto dan Desy Hallauw itu kepada Antara, Sabtu.

Ia mengaku sempat takut saat menjalani seleksi, tetapi setelah lolos merasa senang sekali.

"Namun ada perasaan sedih karena berpisah dengan orangtua selama 25 hari untuk mengikuti latihan. Apalagi selama latihan sering dimarahi dan dibentak-bentak, ini salah, itu salah," katanya.

Mey, demikian sapaan akrabnya, mengakui kelompoknya semula sudah pasrah bila hanya terpilih untuk tampil pada upacara penurunan bendera.

"Ternyata kami terpilih dan saya, yang semula hanya membawa baki, ditunjuk untuk menaikkan bendera pada detik-detik proklamasi, itu kebanggaan tersendiri bagi saya," katanya.

Ia menjelaskan, proses latihan dimulai pada 25 Juli 2016. Pada saat pemilihan di sekolah tidak ada seleksi, ia langsung dipilih karena memang dua tahun dipercayakan sebagai pembawa baki pada upacara bendera.

"Saya sudah dua tahun di Paskibraka sekolah yang bertugas sebagai pembawa baki bendera, dan tahun 2016 diseleksi untuk Paskibraka tingkat Provinsi Maluku dan terpilih," kata pelajar SMAN 2 Ambon kelahiran 28 Mei 2000 ini.

Seleksi di sekolah melibatkan 12 calon, tetapi hanya lima yang lolos. Dari lima orang itu, empat orang bertugas pada penaikan bendera dan satu orang pada penurunan.

"Saya masuk pada tim penaikan bendera pada pagi hari," kata Mey.

Selama 25 hari masa karantina, ia dan anggota pasukan lainnya dilatih untuk hidup mandiri dan memupuk rasa kebersamaan muncul. Mereka pun tidur dalam satu ruangan. "Jadi pas waktu mandi bertaruh siapa masuk kamar mandi duluan. Kami bangun pagi sekali, sekitar jam 03.00 wit sudah bangun, soalnya mau senam pagi dan semuanya diatur kedisiplinan," katanya.

Berbicara soal patriotisme dan nasionalisme, Mey berpendapat saat ini masih kurang, karena banyak orang memikirkan kepentingan diri sendiri.

"Kebanyakan orang saat ini mau menang sendiri. Siapa saja yang menonjol tetapi berasal dari keluarga yang tingkat sosialnya rendah atau dari kalangan masyarakat bawah tidak akan diperhatikan," katanya.

"Padahal sebenarnya banyak orang dari golongan bawah yang menonjol atau berprestasi daripada orang yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonomi baik dan jabatan lebih tinggi," katanya.

Ia mencontohkan teman-temannya yang sebenarnya berprestasi tetapi tidak lolos seleksi pemilihan anggota Paskibraka, dan yang terpilih hanya yang berasal dari keluarga pejabat.

"Sebaiknya kita orang Maluku harus mengubah sifat buruk itu, kalau tidak Maluku akan susah untuk mendapatkan suatu kemajuan," katanya tegas.

Disinggung tentang cita-cita setelah tamat SMA, Mey mengatakan dirinya ingin masuk Akademi Kepolisian.

"Saya ingin jadi Polwan," kata pelajar yang rata-rata meraih ranking 3-5 di sekolah itu.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016