Keinginan Chairul Saleh Arif mengembangkan produk lokal sekaligus menciptakan lapangan kerja membuahkan hasil.

Alumnus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu mengembangkan barang kerajinan tangan dan panganan ringan lan dan minuman khas Ternate, dan memasarkannya  di swalayan Tara no Ate.

Swalayan yang dikelola suami dari Drg Muthmainnah itu menjadi salah satu tempat wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung dan berbelanja.

"Banyaknya produk lokal khas ini bisa memberi dampak positif bagi daerah, karena orang bisa mengenal Ternate dari produk olahan lokal mulai dari cemilan hingga minuman khas seperti sirup pala,” kata pria kelahiran 6 Februari 1975 tersebut kepada Antara, belum lama ini..

Menurut Chairul, dalam setahun terakhir ini ia mampu meraih omzet penjualan cukup siginifikan, dimana pada triwulan IV 2015 keuntungan bersih mencapai Rp800 juta.

Ayah dua anak itu mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir usahanya telah menyerap 240 tenaga kerja, belum termasuk pengelola IKM yang menjadi mitra bisnis.

Chairul, mengatakan, ia dalam usahanya itu membangun kerja sama dengan berbagai pihak.
     
"Beruntung istri Wali Kota Ternate, Nursiah Abdurahman, yang didaulat menjadi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah bisa membantu, sehingga usaha kerajinan lokal ini berkembang pesat,” katanya.
     
Kerajinan tangan seperti batik Tubo khas Ternate, tenunan dan kursi olahan dengan bahan baku bambu produksi IKM yang dipasarkan swalayan Tara no Ate sangat laku, karena harganya terjangkau.

Begitu pula panganan seperti cemilan bage kenari, kripik pisang dan sirup pala sangat digemari para wisatawan, karena harganya hanya Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per bungkus.

Seiring dengan perkembangan Swalayan Tara no Ate, sebanyak 80 IKM produktif di Kota Ternate mampu mengembangkan usaha produk lokal.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016