Ternate, 28/11 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Utara (Malut) meminta investor yang menanamkan investasinya di Maluku Utara (Malut) untuk lebih memberikan perhatian kepada masyarakat setempat dengan menyiapkan kebutuhannya.

"Kawasan pulau Obi merupakan salah satu daerah sumber daya alam di Maluku Utara yang kaya dengan hasil pertambangan, karena itu perusahaan wajib memperhatikan kebutuhan mayarakat lokal mulai dari penyerapan tenaga kerja, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan menjaga hubungan antar perusahaan dengan masyarakat lokal," katanya di Ternate, Senin.

Dia menyatakan, kalau perusahaan memperhatikan kebutuhan masyarakat lokal seperti peluang tenaga kerja dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, maka ke depan mampu mengurangi angka pengangguran.

Gubernur mengungkapkan, pertemuannya dengan pemerintah China beberapa waktu lalu telah melahirkan beberapa kesepakatan dan telah ditindaklanjuti yakni pembangunan smelter, peningkatan SDM di bidang pertambangan melalui pemberian Beasiswa belajar ke China dan tindaklanjut peningkatan SDM bagi tenaga kerja lokal melalui training.

Gubernur mengingatkan agar tenaga kerja lokal meniru disiplin kerja tenaga profesional yang di datangkan dari luar, karena mereka sangat disiplin dalam bekerja.

Sementara itu, Direktur PT Wanatiara Persada (WP) Suherman ketika dihubungi menyatakan, PT Wanatiara Persada adalah perusahaan patungan antara Jinzchuan Group CO, Ltd dengan mitra lokal Indonesia.

Perusahaan ini melakukan eksplorasi sejak tahun 2009 dan pada tahun 2011 telah melakukan penambangan dan penjualan bijih nickel namun berhenti setelah pemerintah menerapkan undang-undang pelarangan ekspor bijih nickel tahun 2014.

Suherman menjelaskan, untuk menindaklanjuti Undang-undang tersebut, PT Wanatiara Persada melakukan pembangunan smelter dengan total investasi sebesar 658.000.000 dollar atau sebesar Rp9 triliun.

Perusahaan ini menggunakan sistem "Airtihgt" yang paling mutakhir dan tekhnik pengelolaan slmelter RK-EF ramah lingkungan serta hemat energi dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun. WP akan memproduksi feronickel yang kandungannya 15 persen atau sebesar 200.000 ton per tahun atau setara dengan 3000 ton nickel murni dan direncanakan selesai dibangun pada Desember 2018 sekaligus memulai produksi.

"Target kami membangun perusahaan dan kawasan industri pengolahan Nickel Cobalt yang terkemuka di dunia dengan mentaati undang-undang di Indonesia dan China," kata Suherman.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016