Saumlaki, 13/12 (Antara Maluku) - Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) menggelar upacara bendera untuk memperingati Hari Nusantara yang jatuh pada 13 Desember, bertempat di pelataran Kantor Bupati, Selasa.

Pantauan Antara, upacara dipimpin oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah MTB Pieterson Rangkoratat dan dihadiri seluruh Aparatur Sipil Negara dan unsur TNI/Polri.

Dalam upacara tersebut, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Pieterson membacakan sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kepada para peserta termasuk Kapolres MTB, Dandim 1507/Saumlaki, Kepala PN Saumlaki dan sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Menteri Susi dalam amanatnya mengatakan, Deklarasi Djoeanda pada 13 Desember 1957 merupakan tonggak bagi penyatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh, di antara pulau yang satu dengan yang lain tidak terdapat laut internasional.

Melalui pernyataan diri sebagai Negara Kepulauan, maka laut bukanlah pemisah tetapi justru pemersatu bangsa.

Melalui Deklarasi Djoenda, prinsip-prinsip wilayah laut negara kepulauan diterima, sehingga wilayah laut Indonesia bertambah luas menjadi kurang lebih 5,8 juta km2.

Tanggal 13 Desember kemudian ditetapkan sebagai Hari Nusantara oleh Presiden RI kelima Ibu Megawati Soekarnoputri melalui Keppres No.126 Tahun 2001.

Ditemui usai upacara bendera, Komandan TNI AL Pangkalan Saumlaki, Letkol laut (P) Wirawan Adi Prasetia mengatakan kegiatan itu diselenggarakan untuk memperingati Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Djoeanda Kartawijaya.

"Kita harus tau bahwasanya Hari Nusantara yang diawali oleh Deklarasi Djuanda adalah proklamasi ketiga bagi bangsa Indonesia," katanya.

Menurut dia, tiga fondasi persatuan dan kesatuan NKRI terdiri dari Kesatuan Kebangsaan yang dideklarasikan oleh para Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda), Kesatuan Kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Ir.Soekarno dan Mohamad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, dan Deklarasi Djuanda tentang kesatuan kewilayahan Indonesia yakni laut, darat dan udara.

"Maka melalui peringatan Hari Nusantara ini masyarakat di Maluku Tenggara Barat dapat mengubah cara berpikirnya, dari matra darat menuju ke matra laut, dimana hendaknya pembangunan ini diarahkan untuk mengelolah sumber daya yang ada di laut sebagaimana pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa di dalam laut ada harapan, di laut ada kekayaan kita? katanya.

Danlanal Wirawan lebih jauh mengatakan, soal pencurian ikan (illegal fishing) di MTB saat ini sudah ditekan seiring dengan adanya kebijakan pemerintah pusat untuk memoratorium kapal-kapal ikan.

"Meskipun demikian, hingga saat ini pencurian ikan masih terjadi di wilayah laut MTB, termasuk illegal oil (penyelundupan BBM)," katanya.

"Kalau ditangkap oleh Lanal Saumlaki, selama saya ditugaskan di sini, itu memang belum ada. Tetapi oleh KRI yang berpatroli di wilayah MTB memang masih ada," tambahnya.

Ia juga mengatakan masalah keamanan di wilayah perbatasan bukan semata tanggung jawab aparat TNI/Polri, tetapi juga masyarakat melalui upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Sementara itu, Pieterson Rangkoratat mengatakan, dengan peringatan Hari Nusantara tahun 2016 ini Pemkab MTB berharap agar penegakan hukum terkait dengan pencurian ikan di wilayah itu lebih dingkatkan.

"Pemkab MTB melalui instansi teknis selama ini terus melakukan pengawasan secara kontinyu, dan juga menjalin hubungan baik dengan instansi vertikal lain sehingga patroli di laut terus dilaksanakan," katanya.

Peringatan Hari Nusantara 2016 mengusung tema "Tata Kelola Potensi Maritim Nusantara yang Baik Menuju Poros Maritim Dunia", yang secara nasional dipusatkan di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pewarta: Simon Lolonlun

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016