Ambon, 21/1 (Antara Maluku) - 500 pelajar SMA se-Maluku mengikuti latihan dasar kepemimpinan yang digelar untuk mendukung peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017, di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Sabtu.

Latihan dasar kepemimpinan yang digelar oleh Panitia HPN 2017 tersebut menghadirkan Herry Margono (motivator wirausaha nasional) dan Witjaksono (pengusaha muda di bidang perikanan) sebagai narasumber.

Latihan dasar kepemimpinan merupakan kegiatan edukasi pra HPN 2017 yang kedua kalinya dilaksanakan di Unpatti, sebelumnya panitia juga menggelar lokakarya "Creative Preneurship" bagi mahasiswa se-Kota Ambon pada Desember 2016.

Gubernur Maluku Said Assagaff dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala BAPPEDA Maluku, Antonius Silaholo mengatakan latihan dasar kepemimpinan adalah upaya menyiapkan generasi muda, khususnya para pelajar untuk berjiwa pemimpin, maju, dan pantang menyerah dalam mengejar impian dan cita-cita.

"Faktor utama untuk menjadi seorang pemimpin adalah menjaga moral dan etika. Itu yang harus diperhatikan oleh generasi muda," katanya.

Herry Margono mengatakan ada delapan sifat utama kepemimpinan, diantaranya adalah mampu bersikap jujur, adil, berlapang dada, dan bisa menjadi teladan bagi sesamanya.

Maka, untuk bisa menjadi seorang pemimpin, yang pertama-tama harus dilakukan oleh para pelajar di Maluku adalah mengubah cara berpikir mereka, meyakinkan diri sendiri untuk mampu bersaing.

"Seperti surya, seorang pemimpin harus mampu memberi kehidupan bagi orang lain, tidak semena-mena, dan menjadi teladan bagi sesamanya," ujarnya.

Senada dengan Herry Margono, pengusaha muda asal Pati, Jawa Tengah, Witjaksono mengatakan menjadi seorang yang sukses tidak selalu berasal dari keluarga kaya.

Nominator Best Young Entrepreneur of the year itu menceritakan, ia dilahirkan dari keluarga miskin.

Ayahnya hanya seorang pegawai negeri sipil (PNS) golongan 2A dan terkadang menyambi sebagai tukang batu, sedangkan ibunya adalah buruh pabrik. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan mimpinya untuk menjadi orang sukses.

Selepas menamatkan kuliah strata satu (S-1) di Universitas Diponegoro, Semarang, Witjaksono mencoba mengadu nasib di Jakarta dan bekerja sebagai pegawai bank swasta, hingga kemudian mendirikan perusahaan PT. Dua Putra Makmur yang bergerak di bidang perikanan.

"Dulu keluarga saya sangat miskin, makan sebutir telur harus dibagi delapan. Saya membangun usaha dari nol. Modal utama adalah jujur. Saya di usia 24 tahun sudah diberi tanggung jawab untuk memegang cek senilai Rp55 milyar yang digunakan untuk membeli perusahaan," tandasnya.

Pewarta: SharivaAlaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017