Ternate, 17/2 (Antara Maluku) -Sidang pleno rekapitulasi suara di Kecamatan Morotai Timur (Mortim) pilkada Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) berlangsung ricuh, sehingga kegiatan itu dipindahkan ke Kecamatan Morotai Selatan.

Ketua Divisi Pengawasan Panwaslu Morotai, Seni Soamole ketika dihubungi dari Ternate, Jumat, mengatakan, pleno di tingkat PPK itu tidak dibatalkan namun dialihkan ke Kecamatan Morotai Selatan (Morsel), karena kondisi pleno itu tidak lagi kondusif, karena gelombang protes dari pendukung salah satu pasangan calon.

"Pleno tetap dilaksanakan hari ini juga, tapi tempatnya dialihkan ke Kecamatan Morsel," kata Seni Soamole.

Walaupun suasana aksi berlangsung tegang,situasi mampu dikendalikan oleh pihak aparat keamanan yang terdiri dari Polri,TNI, dan Satpol PP.

Sebelumnya, aula Kantor Camat Mortim yang menjadi tempat

dilaksanakannya pleno PPK dikepung ribuan simpatisan pasangan calon nomor urut 2 Ali Sangaji - Yulce Maksarat (Ali-Yuk) dan simpatisan nomor urut 3 Ramli Yaman - Adjan Djaguna (Radja) dengan menggelar aksi unjuk rasa di lokasi tempat berlangsungnya pleno.

Aksi demo ratusan simpatisan Ali-Yuk dan Radja tersebut untuk membatalkan pleno PPK, dimana mereka mendesak agar penyelenggara tidak melaksanakan pleno baik di tingkat Kecamatan maupun Kabupaten sebelum kasus politik uang dan kecurangan yang melibatkan sejumlah tim pemenang pasangan calon nomor urut 1 di proses hukum.

"Kami bisa izinkan pleno dilaksanakan bila oknum yang terlibat kasus politik uang sudah ditangkap dan diadili sesuai dengan undang-undang yang berlaku," kata pendukung pasangan Ali-Yuk, Sarman Sibua dalam orasinya.

Aksi ratusan simpatisan dua kandidat tersebut, membuat PPK tidak berani melaksanakan pleno dan upaya perundingan yang dilakukan pihak PPK pun ditolak pendemo.

Sehingga, karena situasi yang begitu memanas, sehingga PPK Morotai Timur menunda proses pleno dan dilanjutkan di tempat yang dianggap aman.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017