Ambon, 22/3 (Antara Maluku) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Maluku mengkampanyekan gerakan penyelamatan sumber air dengan membagi-bagikan ratusan stiker bertuliskan "Bersama Kita Selamatkan Air Untuk Kehidupan" kepada pengemudi mobil-mobil angkutan kota yang melewati jalan DI Panjaitan, Rabu.

Kampaye tersebut merupakan bagian dari peringatan World Day for Water (Hari Air Sedunia) ke-XXV bertema "Air dan Air Limbah" di Kota Ambon.

Tak hanya membagi-bagikan stiker, dalam kampanye tersebut Dinas PU Maluku juga melakukan kegiatan pembersihan sungai dan sosialisasi penyelamatan air dan lingkungan kepada pelajar SMP Kalam Kudus Ambon.

World Day for Water pertama kali diumumkan dalam Sidang Umum PBB ke-47 mengenai lingkungan dan pembangunan (United Nations Conference on Environment and Development) atau Earth Summit di Rio de Janeiro, Brasil, pada 22 Desember 1992.

Setahun kemudian Majelis Umum PBB melalui Resolusi Nomor 147/1993 menetapkan 22 Maret sebagai peringatan Hari Air Sedunia.

Kepala Dinas PU Maluku Ismail Usemahu dalam kesempatan itu mengatakan seiring bertambahnya populasi manusia yang diprediksikan akan mencapai 9,7 miliar jiwa pada 2050, tak hanya pangan dan energi tapi kebutuhan terhadap sumber air bersih juga akan semakin meningkat.

Sedangkan saat ini sumber air bersih di dunia telah menipis diakibatkan oleh banyak pohon yang ditebang untuk pembangunan dan sungai-sungai juga mulai tercemar sampah dan limbah.

Karena itu, masyarakat harus diarahkan untuk memanfaatkan air secara efektif dan efisien, juga melestarikan lingkungan sehingga sungai-sungai tidak teremar dan potensi-potensi sumber air bersih bisa terlindungi.

"Air adalah sumber kehidupan, ke depannya air, energi dan pangan akan menjadi barang yang langka dan diperebutkan oleh umat manusia. Karena itu potensi-potensi sumber air bersih harus dilindungi agar semakin meningkat dan dapat dilestarikan," katanya.

Kota Ambon, Kata Ismail, mengalami penurunan kualitas lingkungan akibat penggusuran daerah perbukitan untuk pemukiman dan pinggiran sungai, serta aktivitas membuang sampah sembarangan.

Akibatnya, ibu kota Provinsi Maluku itu seringkali terkena bencana banjir dan tanah longsor takala curah hujan meninggi di musim penghujan.

"Kondisi di Ambon sebagaimana kondisi Indonesia pada umumnya, akibat tidak memperhatikan lingkungan dengan baik sering sekali terjadi bencana banjir dan tanah longsor ketika curah hujan tinggi," katanya. 

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017