Ambon, 26/3 (Antara Maluku) - Pembangunan dua unit jembatan berkonstruksi baja di wilayah Seram Selatan, Kabupaten Maluku Tengah yang rampung akhir tahun 2016 semakin memperlancar jalur transportasi dari Pulau Ambon menuju Kecamatan Laimu.
"Selama ini masyarakat sulit melintasi kawasan tersebut ketika terjadi hujan dan banjir dan mereka terpaksa kembali ke Kecamatan Tehoru untuk menginap," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Maluku, Ayu Hindun Hasanussy di Ambon, Minggu.
Dua jembatan utama berkonstruksi baja yang telah selesai dikerjakan pihak Balai Jalan Nasional Wilayah IX Maluku-Maluku Utara adalah jembatan Wai Tunusei II serta jembatan Waihulao yang terletak di wilayah perbatasan Kecamatan Tehoru dan Kecamatan Laimu.
Menurut dia, jembatan Wai Tunusei II menghabiskan dana yang bersumber dari APBN 2016 sebesar Rp14 miliar, sedangkan Waihulao senilai Rp29 miliar yang sumber dananya juga dari APBN 2016.
Wilayah Seram bagian selatan terdapat sejumlah aliran sungai yang sangat besar termasuk diantaranya sungai Kawa dan Nua yang menyatu dengan aliran air yang sering berpindah-pindah ketika terjadi banjir besar.
Arus sungai yang deras di wilayah tersebut juga sudah pernah menyeret mobil truk bermuatan bahan-bahan pokok dan mobil pribadi masyarakat yang kebetulan parkir di tepi aliran sungai pada malam hari.
"Sekarang jembatan Wai Tunusei II dan jembatan Waihulao sudah dimanfaatkan warga menuju Laimu, dan dari situ semakin dekat jaraknya menuju Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur," ujar Ayu Hindun.
Selain mengawai proyek pembangunan jembatan di wilayah Seram bagian selatan, komisi C DPRD Maluku juga meninjau proyek pembangunan talud penahan pantai Desa Haya sepanjang 341 meter yang menelan dana sebesar Rp2,028 miliar.
Kemudian pembangunan talud serupa di Dusun Rohua, petuanan Desa Sepa, Kabupaten Maluku Tengah sepanjang 150 meter dan menggunakan sumber dana APBD Perubahan provinsi 2016 senilai Rp771 yang telah rampung dikerjakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Selama ini masyarakat sulit melintasi kawasan tersebut ketika terjadi hujan dan banjir dan mereka terpaksa kembali ke Kecamatan Tehoru untuk menginap," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Maluku, Ayu Hindun Hasanussy di Ambon, Minggu.
Dua jembatan utama berkonstruksi baja yang telah selesai dikerjakan pihak Balai Jalan Nasional Wilayah IX Maluku-Maluku Utara adalah jembatan Wai Tunusei II serta jembatan Waihulao yang terletak di wilayah perbatasan Kecamatan Tehoru dan Kecamatan Laimu.
Menurut dia, jembatan Wai Tunusei II menghabiskan dana yang bersumber dari APBN 2016 sebesar Rp14 miliar, sedangkan Waihulao senilai Rp29 miliar yang sumber dananya juga dari APBN 2016.
Wilayah Seram bagian selatan terdapat sejumlah aliran sungai yang sangat besar termasuk diantaranya sungai Kawa dan Nua yang menyatu dengan aliran air yang sering berpindah-pindah ketika terjadi banjir besar.
Arus sungai yang deras di wilayah tersebut juga sudah pernah menyeret mobil truk bermuatan bahan-bahan pokok dan mobil pribadi masyarakat yang kebetulan parkir di tepi aliran sungai pada malam hari.
"Sekarang jembatan Wai Tunusei II dan jembatan Waihulao sudah dimanfaatkan warga menuju Laimu, dan dari situ semakin dekat jaraknya menuju Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur," ujar Ayu Hindun.
Selain mengawai proyek pembangunan jembatan di wilayah Seram bagian selatan, komisi C DPRD Maluku juga meninjau proyek pembangunan talud penahan pantai Desa Haya sepanjang 341 meter yang menelan dana sebesar Rp2,028 miliar.
Kemudian pembangunan talud serupa di Dusun Rohua, petuanan Desa Sepa, Kabupaten Maluku Tengah sepanjang 150 meter dan menggunakan sumber dana APBD Perubahan provinsi 2016 senilai Rp771 yang telah rampung dikerjakan.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017