Ambon, 23/4 (Antara Maluku) - Warga Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, mengapresiasi reboisasi dengan penanaman seribu bibit pohon di lokasi bencana banjir yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada bekerjasama dengan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Ambon, Minggu.

"Kami sangat berterima kasih atas kerjasama ini. Penanaman pohon merupakan salah satu impian kami. Saya secara pribadi sangat bersyukur ada upaya untuk penghijauan di kawasan ini," kata warga Desa Negeri Lima, Rays Ely (46).

Rays merupakan satu dari 400 kepala keluarga (KK) yang kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi karena bencana banjir bandang yang menimpa kampungnya, diakibatkan jebolnya bendungan Wai Ela pada 2013.

Mengenang bencana yang menimpa ia dan ratusan KK lainnya, Rays mengatakan kendati sudah empat tahun berlalu dan dengan bantuan pemerintah para warga telah mendapatkan tempat tinggal baru, kenangan buruk itu masih terngiang dengan jelas setiap kali ia melintas di lokasi banjir tersebut.

"Kami sadar alam adalah sahabat kami, karena itu kami warga Negeri Lima sangat mengharapkan upaya penghijauan agar pohon-pohon yang telah hanyut itu bisa tumbuh kembali," katanya.

Penanaman 1.000 anakan pohon oleh STIKes Husada Maluku dan Lantamal IX Ambon dilakukan di lokasi-lokasi yang menjadi sisi jalan utama desa setempat sebelum terkena banjir bandang.

Sedikitnya ada empat jenis pohon yang ditanam, yakni trembesi (Albizia saman) sebanyak 270 anakan, ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri) 250 anakan, samamama atau jabon (Neolamarckia cadamba) 250 anakan, dan 230 anakan pohon durian.

Selain 290 mahasiswa STIKes Maluku Husada, Program Studi Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan yang sedang menjalani praktik Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Negeri Lima, Ureng dan Asilulu, aktivitas reboisasi itu juga melibatkan anggota Lantamal IX Ambon, TNI Yonif 726/Tamalatea, dan masyarakat setempat.

Tak jauh berbeda dengan Rays, warga lainnya yang juga korban bencana, Azis Mahulauw (46) mengatakan setelah empat tahun lamanya, upaya penghijauan di lokasi banjir bandang baru pertama kali dilakukan dengan melibatkan warga setempat.

Sebelum bencana banjir terjadi, lokasi tersebut ditumbuhi banyak pepohonan rindang, tapi kemudian gersang karena pohon-pohon tumbang terbawa derasnya air.

"Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh STIKes Husada Maluku dan Lantamal IX Ambon, terkhususnya para mahasiswa KKN yang bertugas di sini. Penghijauan ini akan membuat tempat yang gersang dan panas ini menjadi teduh seperti sebelumnya," katanya.

Sebelumnya Plt. Camat Leihitu M. Amin Sopaliuw mengatakan kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh STIKes Husada Maluku dan Lantamal IX Ambon mendukung upaya pemerintah setempat, dalam mengobati perasaan duka warga Negeri Lima akibat jebolnya bendungan Wai Ela.

Karena penghijauan kembali lokasi banjir dapat membuat suasana lingkungan kembali pulih seperti sedia kala, sehingga warga bisa hidup dengan nyaman.

"Ini positif dan perlu dikembangkan, campur tangan pihak akademis untuk mencairkan suasana. Saya pikir kegiatan interaksi antar warga yang hubungan sosialnya sempat terputus akibat konflik antar desa kemarin barangkali itu bisa tersambung, menghilangkan perasaan saling dendam," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017