Ternate, 5/6 (Antara Maluku) - Sultan Tidore, Maluku Utara (Malut) Husen Sjah mengatakan sila kelima Pancasila belum diamalkan maksimal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga banyak menimbulkan aksi yang mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sila kelima belum diterapkan sebagaimana mestinya, negara tidak bergerak dan memobilisasi kekuatan untuk menerapkannya, sehingga muncul radikalisme, pelanggaran HAM dan lainnya yang mengancam ketutuhan NKRI," katanya, dalam dialog bertajuk, "Pancasila Masih Saktikah Itu", di Ternate, Senin.

Menurut Sultan Tidore, penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara belum maksimal karena persepsi yang berbeda-beda antara negara dan masyarakat. Masing-masing pihak memiliki perspekstif yang berbeda tentang Pancasila.

Sultan tidore Husain Sjah mengatakan,"Pancasila itu akan dilihat dinamis jika prespektif dan cara pemikiran masyarakat sudah mulai klop karena, kalau hanya dilihat dari perspektif negara semata, maka sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Bahkan, tambah dia, Pancasila saat ini berbeda dengan kepemimpinan Presiden pertama RI Soekarno. "Soerkarno paham benar sila-sila ini sehingga dipaparkan dalam pergaulan nasional bahkan bisa mendikte International untuk mengakui bahwa Pancasila sebagai landasan ideologi,".

"Kita harus akui untuk menafasirkan Pancasilla, kita masih memiliki pemikiran yang berbeda-beda tapi pada intinya kita masih punya komiten untuk menjaga Pancasila itu agar tetap utuh dan tetap berlaku di NKRI," kata Sultan Tidore.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017