Jumat, 7 Agustus 2015, lebih tepatnya 2 tahun lalu, Mayjen TNI Doni Monardo resmi bertugas sebagai Pangdam XVI/Pattimura.

Upacara penerimaan Mayjen TNI Doni Monardo dan pepelepasan Mayjen TNI Wiyarto dilaksanakan secara sederhana di Makodam XVI/Pattimura.

Saat upacara dimulai, Pangdam beserta Ibu disambut secara adat dan tradisi satuan serta pemasangan syal khas Maluku dengan diiringi Mars Kodam Pattimura. Pangdam menyalami seluruh Prajurit dan PNS jajaran Kodam XVI/Pattimura.

Setelah beberapa saat, dilakukan upacara penerimaan dan pelepasan yang bertempat di Aula Makodam XVI/Pattimura. Mayjen Doni dan Mayjen Wiyarto secara bergantian mencium Pataka Kodam XVI/Pattimura dan menandatangani buku serah terima jabatan.

Upacara kemudian berlanjut di  halaman Makodam Pattimura yang diikuti seluruh Perwira TNI/Polri dan seluruh Prajurit serta PNS Jajaran Kodam Pattimura. Hadir juga para tamu undangan. 

Acara ditutup dengan defile pasukan dari berbagai satuan di Kodam XVI/Pattimura, disaksikan masyarakat. 

Kodam XVI/Pattimura menaungi dua Komando Kewilayahan Provinsi yakni Maluku dan Maluku Utara.

Setelah menjabat sebagai Pangdam XVI Pattimura, langkah pertama yang dilakukan oleh  Doni Monardo adalah memperkenalkan diri dan melakukan silahturahmi dengan berbagai kalangan baik Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Akademisi, Awak Media dan lainnya. 

Pengalaman yang banyak sebagai Danjen Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Danpaspampres membuatnya sangat mengerti dan menghargai keberagaman serta perbedaan yang ada. Hal tersebut memudahkan dirinya dalam melaksanakan tugas di berbagai daerah. Meningkatkan kualitas komunikasi menjadi poin penting dalam setiap kunjungan Pangdam.

Sebagaimana disampaikan Uskup Amboina bahwa pendekatan kekeluargaan dengan menggunakan hati akan lebih efektif daripada melalui cara lainnya, yang Pangdam lakukan saat ini sangatlah tepat. 

Dalam setiap kunjungan silahturahminya ada 3 hal mendasar yang selalu ditekankan guna merajut kerukunan dan perdamaian secara alami di Maluku dan Maluku utara.

Pertama, membangun kepercayaan masyarakat terhadap Tentara. Hal ini dilakukannya dengan menerapkan program 4 S (Senyum, Sapa, Salaman dan Silahturahmi), yang kedua membangun kemitraan yang setara sesama lembaga pemerintah, akademik dan sosial serta lembaga keagamaan. 

Ketiga, membantu pemerintah daerah dalam upaya memberdayakan masyarakat sebagai bentuk kemanunggalan TNI-Rakyat dan konstribusi TNI dalam mendukung program pemerintah.

Selain itu, melakukan silahturahmi ke beberapa kantor media cetak maupun elektronik di Kota Ambon. Hal ini disambut baik oleh pimpinan dan para staf masing-masing media tersebut.

Pangdam menyampaikan bahwa peran media sangat penting dalam menyampaikan informasi, edukasi dan provokasi damai kepada masyarakat sehingga dapat merajut kerukunan dan perdamaian yang terjalin harmonis antarmasyarakat.

Pada era modern saat ini, peran media sangatlah besar dan mampu memberikan konskwensi terhadap kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat.

Peran media massa selain untuk pemberitaan kepada masyarakat juga berperan aktif dalam pembentukan opini publik terkait berbagai kehidupan sosial kemasyarakatan. 

Kegiatan silahturahmi yang selalu dikedepankan oleh Pangdam XVI/Pattimura mendapat apresiasi positif dari semua kalangan masyarakat sehingga lebih mendekatkan masyarakat dengan Pangdam XVI/Pattimura ini.


Emas Biru dan Emas Hijau

Setelah tiba di Kota Ambon, Mayjen TNI Doni Monardo begitu terkesima dengan keindahan dan potensi wilayah Maluku yang menyimpan kekayaan alam di darat maupun di laut yang begitu besar.

Pada zamannya, Maluku sudah terkenal dengan cengkeh dan palanya yang menjadi incaran bangsa-bangsa Eropa.

Kekayaan di lautpun tak kalah potensialnya. Laut Banda pernah dieksploitasi oleh nelayan tuna Jepang (Banda sea Agreement), dan Laut banda sampai saat ini menjadi daerah breading, nursery, feeding dan fishing groundnya yellowfin Tuna.

Untuk sektor kelautan dan perikanan secara nasional, Provinsi Maluku memiliki peran penting dan strategis, hal ini disebabkan karena pemanfaatan potensi perikanan Indonesia sebesar 27 persen (3,5 juta ton) berada pada wilayah perairannya.

Potensi Perikanan Nasional sesuai data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2017 mencapai 12,5 juta ton. 

Di Maluku terdapat 3 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang sangat potensial yaitu di Laut Banda, Laut Seram dan Laut Arafura.

Di lain sisi, untuk pemanfaatan potensi pertanian, perkebunan dan peternakan masih memiliki peluang dalam meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja baru di Maluku. 

Ada 2 pulau besar yakni pulau Seram dan Buru yang memiliki lahan pertanian yang potensial selain pulau-pulau lainnya. Kekayaan alam yang begitu besar harus diimbangi pengelolaannya dengan kondisi kearifan lokal dan budaya masyarakat Maluku yang variatif. 

Kejayaan masa lalu sebagai lumbung rempah dan lumbung ikan tuna dunia harusnya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan melalui pendekatan ekonomi dengan memanfaatkan kondisi geografis wilayah daratan (92,4 %) dan lautan (7,6 %) yang begitu potensial melalui sektor perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan.

Tanpa menunggu waktu lama, setelah melakukan kunjungan ke beberapa wilayah di Maluku dan Maluku Utara dan melihat potensi SDA yang begitu besar, Pangdam XVI/Pattimura kemudian membuat program pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan.

Program tersebut dinamakannya Emas Biru yang meliputi kegiatan di sektor kelautan dan perikanan, dan Emas Hijau yang meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan. 

Pada tanggal 10-21 September 2015, dilakukan pelatihan Budidaya kelautan, pertanian dan kehutanan, bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta dari unsur masyarakat, pemuda, TNI dan Polri.

Pada tanggal 20 Oktober-4 November 2015, dilakukan pelatihan tahap kedua yang bekerja sama dengan Jamkrindo, diikuti 150 orang peserta keterwakilan masyarakat dari Maluku dan Maluku Utara.

Dua kegiatan itu merupakan awal mula program Emas Biru dan Emas Hijau terus digalakkan sebagai salah satu bentuk konstribusi TNI melalui Kodam XVI/Pattimura membantu pemerintah daerah memberdayakan masyarakat guna menekan angka kemiskinan dan pengganguran.

Selain itu, meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka lapangan kerja yang nantinya akan berefek pada naiknya tingkat kesejahteraan dan berbanding lurus dengan keamanan wilayah.

Jika seseorang lapar akan menjadi marah (Hungry Man Become Angry Man). Bila ini bisa diminimalisir, maka kesenjangan sosial antarwilayah dapat diatasi dan akan bedampak positif bagi kerukunan, keamanan dan kedamaian Maluku ke depan.

Sejak program ini digulirkan, sudah banyak pejabat negara yang berkunjung ke Ambon dan melihat areal pengembangan Program Emas Biru dan Emas Hijau, di antaranya termasuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan beberapa menteri lainnya.

Program Emas Biru dan Emas Hijau yang digalakkan adalah akselarasi antara Kegiatan Serbuan Terotorial TNI yang bersinergi dengan pemerintah daerah serta masyarakat dalam mengaplikasikan kegiatan program pemberdayaan nyata di lapangan.

Serbuan Terotorial sendiri merupakan upaya pembinaan terotorial dengan mengadakan kegiatan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat, dilakukan secara masif dan tersebar serta melibatkan banyak prajurit TNI di seluruh pelosok NKRI.

Upaya-upaya itu dikalaborasikan dengan program-program internal TNI maupun pemerintah di berbagai bidang, seperti Ketahanan Pangan, Penghijauan, Kesehatan, dan sebagainya.  Jika ini dilakukan secara terarah, terpadu dan berkelanjutan, pastinya Maluku akan keluar dari zona kemiskinan yang mendera, dimana sampai saat ini Maluku masih berada di urutan keempat provinsi termiskin di Indonesia. 

Banyak pihak terus memberikan apresiasi positif terhadap implementasi program tersebut. Selain BRI dan Jamkrindo, perusahaan lain di bawah naungan Kementerian BUMN seperti BNI, Pertamina, Telkomsel dan sebagainya pun mendukung dan turut membantu program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Kodam XVI/Pattiimura.

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kodam XVI/Pattimura antara lain pemasangan Keramba Jaring Apung yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir di berbagai tempat. Di sekitar Pulau Ambon dan Seram yang terdata sekitar 160 petak keramba, serta ada juga Keramba Tancap dan juga keramba teluk pada pulau lifmatola Kepulauan Sanana.

Benih yang sudah disalurkan sebanyak 58.980 ekor dari berbagai jenis ikan kerapu, ikan kakap dan ikan bubara.

Dalam program Emas Hijau, kegiatan yang dilaksanakan adalah pembibitan berbagai jenis pohon. Pohon keras sebanyak 13.404, buah-buahan 19.491, rempah-rempah 14.669.

Untuk peternakan, Kodam XVI/Pattimura sudah menyalurkan 750 ekor kambing. 

Melalui implementasi Emas Biru dan Emas Hijau, masyarakat semakin diberdayakan. Oleh karena itu peran dan partisipasi seluruh elemen baik pemerintah, TNI/Polri, dan seluruh stakeholder lainnya sangat diperlukan dalam upaya pengentasan kemiskinan demi kemajuan daerah, bangsa dan negara dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang ada, baik SDM maupun SDA.

Dampak yang dihasilkan adalah perdamaian atau biasa disebut Emas Putih. Jika masyarakat telah terjamin kualitas hidupnya, yang terlihat dari meningkatnya tingkat pendapatan, terbukanya lapangan pekerjaan, terpenuhinya kebutuhan pendidikan dan penghidupan yang layak, pasti akan meminimalisir terjadinya konflik di dalam masyarakat akibat kesenjangan dan kecemburuan sosial antarnegeri dan wilayah.

Terjaminnya kualitas hidup masyarakat dengan sendirinya akan memicu terciptanya kerukunan, keamanan dan perdamaian. 

Untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Maluku ke tingkat Nasional dan Internasional, Kodam XVI/Pattimura melalui kegiatan lomba Aquathlon yang telah dilaksanakan di 3 tempat berbeda yakni Nusalaut, Salahutu dan Saparua.

Kegiatan tersebut sangat memberikan efek yang positif dalam membangkitkan sektor pariwisata bahari Maluku ke depan.

Pangdam selalu menyatakan, Pertahanan Negara yang hebat dan kuat adalah rakyat yang sejahtera. Kesejahteraan masyarakat adalah kunci dari kerukunan dan perdamaian yang hakiki.

Di mata banyak orang, termasuk keluarga besar Kodam XVI/Pattimura, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo merupakan sosok pimpinan yang "smart", bersahaja dan merakyat.

Seorang Pemimpin yang tidak hanya perduli kepada anak buahnya tetapi juga kepada masyarakat dan lingkungan. Dedikasi, komitmen, dan konsistensinya untuk memajukan serta menyejahterakan masyarakat Maluku sangatlah patut diapresiasi.

Apa yang telah dilakukan Mayjen TNI Doni Monardo diharapkan dapat menjadi contoh bagi pemimpin lainnya, karena kunci keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah kemampuan leadership dari pemimpin yang tulus dan ikhlas membaktikan diri bagi masyarakat banyak. 

Semoga karir Pangdam XVI Pattimura ke-15 ini ke depan semakin berkilau, sekilau Emas Biru dan Emas Hijau yang terpencar dari ujung timur negeri seribu pulau, Maluku Manise.

Pewarta: Amrullah Usemahu

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017