Ambon, 19/9 (Antara Maluku) - Transaksi emas yang dilakukan para pedagang di kawasan emperan pertokoan Matahari Ambon Plaza tepatnya di Jl. Johanes Latuharhari, Kota Ambon maupun di depan Kantor Pegadaian Cabang Ambon relatif sepi.

"Sepi bang, belum ada yang melakukan transaksi sejak pagi hari hingga sudah menjelang siang ini masih biasa-biasa saja," kata Hanny salah seorang pedagang di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan warga yang datang hanya melihat-lihat sebentar lalu pergi. Memang ada juga warga yang datang meminta perhiasannya dicuci atau disambung (solder) karena patah.

Dia mengatakan, biasanya transaksi emas pinggiran jalan umumnya ramai saat menjelang hari - hari keagamaan.

Selain itu masuk liburan sekolah, ada saja orang tua yang datang menjual emas perhiasan untuk mendapatkan uang tunai agar bisa membantu anak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dimana tuntutannya banyak, beli seragam, sepatu, buku-buku tulis dan sebagainya.

"Kalau hari-hari biasa seperti sekarang ini tidak terlalu ramai. Saya sejak empat hari belakangan ini baru berhasil membeli enam gram dan baru berhasil menjual sebanyak delapan gram," ujarnya.

Apalagi harga emas sekarang ini juga masih bertahan sejak beberapa bulan belakangan ini yakni Rp580.000/gram. Hal ini yang membuat orang mau menjual emasnya juga masih berpikir-pikir.

Begitu juga dengan emas yang dibeli dari masyarakat juga tergantung dari tingkat kerusakan.

"Kalau banyak yang putus atau emasnya sudah lama berarti harganya Rp360.000 hingga Rp390.000/gram. Kelihatan masih bagus Rp400.000/gram," katanya.

Hal itu sudah biasa, sebab sebelum dijual harus disolder lagi yang rusak kemudian dicuci sebelum dipajang di meja jualan.

Situasi seperti ini juga dialami pedagang emas pinggiran di depan kantor Pegadaian Ambon, Ros yang terlihat duduk- duduk saja.

"Kalau pun ada yang datang, hanya untuk mencuci maupun memperbaiki perhiasan emas yang rusak," katanya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017