Ternate, 15/10 (Antara Maluku) - Dinas Pangan Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menjamin daging ayam beku yang didatangkan dari sejumlah daerah di Indonesia seperti Sulawesi Utara dan Jawa Timur aman untuk dikonsumsi.

"Semua daging ayam beku yang masuk Ternate, selain diperiksa karantina dari daerah asalnya, juga ketika tiba di Ternate diperiksa kembali oleh karantina setempat," kata Kepala Dinas Pangan Ternate, Sofyan Wahab di Ternate, Minggu.

Kalau dalam pemeriksaan itu karantina menemukan kandungan bahan berbahaya seperti formalin dan mikroba yang melebihi ambang batas, pasti pihak karantina tidak akan mengizinkannya untuk dimasukan di daerah ini.

Ia mengatakan, Ternate harus mendatangkan ayam beku dari daerah lain, karena untuk memenuhi kebutuhan daging ayam di daerah ini belum bisa dipenuhi dari produksi usaha peternakan ayam potong setempat.

Ayam yang dimasukan dari daerah lain ke Ternate semuanya dalam bentuk daging ayam beku, karena sampai saat ini Malut masih memberlakukan larangan masuknya unggas dewasa untuk mempertahankan status Malut sebagai daerah bebas flu burung di Indonesia.

Sementara itu, Kepala Seksi Karantina Hewan Kantor Karantina Pertanian Ternate, Setiawan Pramularsi mengatakan, pihaknya selama ini tidak pernah memberi toleransi terhadap daging ayam beku dari daerah lain untuk masuk ke Ternate yang dalam pemeriksaan ditemukan zat berbahaya.

Karantina Pertanian Ternate selama ini sudah berulang kali memusnakan atau memerintahkan daging ayam beku untuk dibawa pulang ke daerah asal, karena dalam pemeriksaan ditemukan zat berbahaya atau karena tidak dilengkapi dokumen resmi dari daerah asal.

"Kalaupun ditemukan ada daging ayam beku di pasaran Ternate yang mengandung zat berbahaya, misalnya formalin, itu dipastikan dilakukan oleh pedagangan setempat, karena semua daging ayam beku yang sudah diizinkan masuk ke Ternate sudah dijamin aman dari segala zat berbahaya,"katanya menambahkan.

Ternate setiap bulan mendatangkan daging ayam beku dari luar daerah sedikitnya 300 ton, namun jika menghadapi hari besar keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri dan Natal jumlahnya bisa meningkat sampai 600 ton per bulan.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017