Ambon, 3/11 (Antara Maluku) - Bakal calon Wakil Gubernur Maluku, Melkias Frans mengatakan soal dirinya tidak lagi dipilih dari bakal calon gubernur Tagop Sudarsono untuk berpasangan dalam pilkada langsung 2018 itu merupakan hal biasa dalam panggung politik, dan jelas tidak membuatnya kecewa.

"Dari awal sudah saya katakan kalau dalam perjalanan nanti dilepas pak Tagop itu hal biasa, tetapi yang disesalkan adalah Max Yoltuwu bersedia menjadi balon wagub dan berpasangan dengan Tagop," kata Melkias Frans di Ambon, Jumat.

Padahal, kata dia, Max Yoltuwu yang merupakan salah satu dirjen pada Kementerian Desa dan PDT sejak pertama kali telah mendaftarkan diri di berbagai partai politik sebagai bakal calon gubernur Maluku.

Sedangkan Tagop-Melkias juga sudah berpasangan dan sama-sama mendaftar di berbagai parpol seperti Partai Demokrat untuk memperjuangkan rekomendasi atau dukungan politik.

"Sebagai kader Partai Demokrat, saya berharap semoga parpol bisa memberikan dukungan kepada kandidat lain seperti Abas Orno yang berpasangan dengan Habiba Pellu atau Said Assagaff-Andre Rentanubun," katanya.

Karena dua kader partai yang mencalonkan diri sebagai balon gubernur adalah Michael Wattimena dan balon wakil gubernur hanyalah Melkias Frans.

Padahal dalam pemilu legislatif 2014-2019 lalu, DPD Partai Demkrat Maluku berhasil meloloskan enam kadernya di DPRD provinsi, sementara persyaratan KPU kepada setiap pasangan bakal calon kepala daerah yang ingin menjadi kontestan dalam pilkada langsung 2018 harus mendapatkan dukungan sembilan kursi legislatif.

"Kami punya enam kursi dan jumlahnya cukup banyak tetapi akhirnya hanya bisa tampil sebagai partai pendukung," jua Melkias Frans.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017