Ambon, 30/11 (Antara Maluku) - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pembangunan kampung ikan hias laut di Ambon.

"Kalau bisa di Ambon ada kampung atau desa khusus ikan hias laut. Untuk itu mohon dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku dan Kota Ambon," kata Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan DJBP KKP Arik Hari Wibisono dalam kegiatan penebaran bibit ikan di Teluk Ambon, Kamis.

Kampung ikan hias laut, kata Arik, belum pernah ada di Indonesia. Ia berharap hal itu bisa dikembangkan di Kota Ambon karena dari segi potensi dan produksi ikan hias laut yang dihasilkan terbilang cukup tinggi.

"Ini belum ada di Indonesia, semoga inisiasi ini lahir dari Ambon. Ayo sama-sama kita lahirkan desa atau kampung khusus untuk produksi ikan hias," katanya.

DJPB, kata Arik lagi, memiliki 15 unit pelaksana teknis (UPT) balai budi daya perikanan yang tersebar di berbagai daerah. Masing-masing UPT memiliki ikon sesuai dengan komoditas yang dikuasai atau dikembangkan.

Khusus untuk UPT di Ambon, yakni Balai Budidaya Perikanan Laut (BPBL), telah banyak mengembangkan teknologi pembudidayaan ikan hias laut, seperti teknologi pembenihan ikan hias jenis nemo, banggai cardinalfish, mandarin fish.

Salah satu jenis ikan hias laut yang paling diminati, blue devil, berasal dari Ambon. Ikan yang lebih dikenal dengan nama betok ambon itu merupakan hasil perkawinan silang yang dikembangkan oleh BPBL setempat.

Karena itu, jika kampung ikan hias laut jadi dibangun maka akan berada di bawah pembinaan dan bimbingan BPBL Ambon.

"Kalau bicara ikan hias laut maka itu adalah eksistensi BPBL Ambon. Kesempatan ini jangan disia-siakan. Kami sepakat akan mendorong ikan hias menjadi ikon Ambon. Jadi, kalau bicara ikan hias laut maka bicara Ambon karena teknologinya ada di sini," ujarnya.

Arik menambahkan selama ini kelompok pembudidaya ikan hias laut di Ambon membeli benih berukuran 1-2 centimeter dari BPBL untuk dipelihara. Setelah empat bulan dipelihara dan sudah mencapai 4 centimeter, ikan-ikan tersebut dikembalikan untuk dipasarkan ke Jakarta atau Bali.

"Suatu saat kami ingin jangan dikirim ke sana, tapi langsung ke luar negeri. Kalau bisa dikirim langsung dari sini maka keuntungannya lebih besar. Selain itu, jika dikirim dari Bali atau Jakarta maka catatan ekspornya bukan dari Ambon," tandasnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017