Ambon, 4/12 (Antara Maluku) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) daerah ini pada November 2017 sebesar 102,19, atau naik sebesar 0,88 persen dibanding Oktober 2017 yang tercatat sebesar 101,30.

"Peningkatan ini terjadi karena harga yang diterima petani (it) mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen, sedangkan harga yang dibayar petani (ib) justru turun sebesar 0,30 persen," Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Maluku, Jessica Pupella, di Ambon, Senin.

Ia mengatakan, NTP tertinggi pada November 2017 masih dicapai sub sektor tanaman hortikultura yang mencapai 112,20, sedangkan terendah masih tetap pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat yang bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 88,91.

Dia menjelaskan, peningkatan NTP pada November 2017 disebabkan oleh naiknya NTP pada empat sub sektor tanaman pangan sebesar 2,20 persen, diikuti sub sektor peternakan sebesar 1,45 persen, sub sektor perikanan sebesar 1,02 persen, dan sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,05 persen.

Sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTP sebesar 0,05 persen dibanding Oktober 2017. Peningkatan pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh naiknya NTP pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,23 persen sedangkan kelompok perikanan budidaya turun sebesar 0,07 persen.

Jessica mengatakan, beberapa komunitas yang mengalami kenaikan harga ditingkat petani/penymbang kenaikan it pada November 2017 yaitu sub sektor tanaman pangan: komonitas padi, ubi kayu, ubi jalar, dan jagung; Sub sektor peternakan: komonitas sapi potong, kambing, babi, dan domba, itik, ayam buras, dan ayam ras pedaging, Sub sektor perikanan: komoditas ikan cakalang, ikan tembang, ikan tongkol, dan ikan kuwe/bubara.

Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga ditingkat petani/penyumbang penurunan it pada November 2017 yaitu pada sub sektor tanaman hortikultura: komoditas terung panjang, kangkung, tomat, kacang panbjang, ketimun, pisang, pepaya, lengkuas dan kunyit.

Sub sektor tanaman perkebunan rakyat: komoditas cengkih, kakao, dan biji jambu mete.

NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan tercatat sebesar 101,78 atau turun 0,86 persen.

Pada November 2017, lanjutnya, terjadi deflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,37 persen, disebabkan deflasi perdesaan utamanya masih tetap disumbangkan oleh penurunan pada kelompok bahan makanan sebesar 1,00 persen.

Sedangkan kelompok lainnya mengalami inflasi perdesaan yaitu tertinggi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,46 persen, diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,23 persen, kelompok perumahan sebesar 0,08 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen, sedangkan kelompok sandang dan transportasi dan komunikasi tidak mengalami perubahan.

Jessica mengemukakan, beberapa komunitas yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi perdesaan di Maluku adalah ikan tembang, ikan teri, bawang putih, cabai rawit, dan bawang merah.

Dia mengatakan Nilai Tukar Usaha Rumah Tanggah Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada November 2017 tercatat sebesar 122,78, naik sebesar 0,50 persen dibanding Oktober 2017 yang tercatat sebesar 122,17.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017