Ambon, 8/2 (Antaranews Maluku) - Sebanyak 2018 relawan di setiap desa dan kelurahan di kota Ambon mengikuti pelatihan dasar Pemadam kebakaran (damkar) tingkat pertama.

"Para relawan merupakan perwakilan dari 50 desa, kelurahan dan negeri di Ambon dilatih cara penanggulangan kebakaran di lingkungan," kata Sekretaris Kota Ambon Anthony Gustaf Latuheru di Ambon, Kamis.

Para relawan akan mendapatkan materi sistem pengamanan bangunan serta cara mengantisipasi dan menangani kebakaran dari para instruktur dari Pusdiklat damkar dari Jakarta dan Kodim 1504 Ambon.

Menurut dia, keterlibatan relawan bertujuan agar saat terjadi kebakaran dapat melakukan tindakan penyelamatan, termasuk memberikan sosialisasi di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Partisipasi warga sangat diperlukan khususnya cara melakukan pencegahan secara preventif, karena kendala yang dihadapi petugas pemadam kebakaran yakni lokasi kebakaran di daerah yang jauh dan kondisi sulit dijangkau kendaraan.

"Disinilah peran relawan damkar serta masyarakat untuk membantu petugas memberikan pertolongan secara cepat," ujarnya.

Anthony berharap pelatihan tersebut mampu menjadikan relawan damkar dapat menjalankan tugas kemanusiaan yang mulia, selain itu pengalaman yang diberikan dapat diaplikasikan dalam menyikapi kebakaran yang terjadi.

"Pelatihan relawan damkar pertama kali dilakukan Pemkot Ambon, kita berupaya untuk tidak tutup mata apalagi diam menyikapi kebakaran, tetapi kita berupaya agar Dinas Pemadama Kebakaran berbenah sesuai dengan moto pantang pulang sebelum api padam," tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Peneyelamatan Kota Ambon Edwin Pattikawa menjelaskan pelatihan relawan damkar dilaksanakan 8-9 Februari 2018.

Relawan lanjutnya dilatih cara mengenal sifat-sifat api, penanganan masalah kebakaran di lingkungan tempat tinggal dengan bahan tradisional serta Alat Api Tabung Ringan (APAR).

"Relawan juga dilatih bagaimana mengatasi kebakaran yang diakibatkan tabung gas, cara mengatasi kebakaran menggunakan mobil pompa atau portable. Pelatihan ini dilakukan tidak hanya teori di ruangan tetapi simulasi cara penanganan diluar ruangan," katanya.

Para relawan ini diharapkan dapat menjadi Rakyat Yang Terlatih (Rapih) yakni menjadi mata dan telinga pemerintah ketika terjadi kebakaran di lingkungan tempat tinggal.

"Jika terjadi kebakaran di lingkungan para relawan ini diharapkan secara cepat menghubungi petugas, mereka adalah ujung tombak kita di lingkungan untuk menangani masalah kebakaran," kata Edwin.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018