Ternate, 20/3 (Antaranews Maluku) - Pemerintah Provinsi (Pempov) Maluku Utara (Malut) menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2018 sebanyak 11.000 orang, sedangkan wisatawan nusantara 350.000 orang.
"Pemprov Malut bersama pemerintah kabupaten/kota di Malut telah menyiapkan berbagai program untuk merealisasikan target kunjungan wisatawan tersebut," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Malut, Samsudin A Kadir di Ternate, Selasa.
Program itu di antaranya mengintensifkan promosi pariwisata melalui berbagai sarana promisi, seperti pameran wisata dan aplikasi internet, termasuk dengan memanfaatkan berbagai biro perjalanan umum (BPU) yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, kata Samsudin, Pemprov Malut bersama pemerintah kabupaten/kota memperbanyak penyelenggaraan kegiatan wisata, seperti festival budaya dan pariwisata, baik yang masih skala lokal maupun yang telah masuk dalam kegiatan pariwisata nasional.
Di Malut, pada tahun 2018 ini ada tiga kegiatan wisata yang masuk dalam kalender kegiatan pariwisata nasional Kementerian Pariwisata yakni Festival Budaya Tidore di Kota Tidore Kepulaun pada akhir Maret, Festival Teluk Jailolo di Kabupaten Halmahera Barat, awal Mei dan Festival Kora-Kora di Kota Ternate pada awal Desember.
Samsudin mengatakan upaya lain yang dilakukan untuk merealisasikan target kunjungan wisatawan pada 2018 tersebut adalah mendorong pemerintah pusat segera merealisasikan penerbangan internasional dari dan ke Bandara Leo Wattimena Pulau Morotai, khususnya yang menghubungkan dengan negara-negara di Asia, seperti Korea, Tiongkok dan Jepang.
Wisman banyak yang tertarik untuk berkunjung ke Pulau Morotai yang telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai salah satu dari sepuluh destinasi wisata utama di Indonesia, namun terkendala dengan belum tersedianya penerbangan internasional di daerah itu.
"Pembenahan infrastruktur pariwisata di Malut juga terus diupayakan karena salah satu pertimbangkan wisatawan ketika akan berkujung ke suatu daerah adalah kondisi infrastruktur pariwisatanya," ujar Samsudin.
Malut yang pada 2017 dikunjungi 5.000 lebih wisman dan 200.000 lebih wisatawan nusantara memiliki banyak objek wisata menarik, di antaranya peninggalan sejarah, seperti benteng dan bekas pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II serta wisata bahari dan wisata alam.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Pemprov Malut bersama pemerintah kabupaten/kota di Malut telah menyiapkan berbagai program untuk merealisasikan target kunjungan wisatawan tersebut," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Malut, Samsudin A Kadir di Ternate, Selasa.
Program itu di antaranya mengintensifkan promosi pariwisata melalui berbagai sarana promisi, seperti pameran wisata dan aplikasi internet, termasuk dengan memanfaatkan berbagai biro perjalanan umum (BPU) yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, kata Samsudin, Pemprov Malut bersama pemerintah kabupaten/kota memperbanyak penyelenggaraan kegiatan wisata, seperti festival budaya dan pariwisata, baik yang masih skala lokal maupun yang telah masuk dalam kegiatan pariwisata nasional.
Di Malut, pada tahun 2018 ini ada tiga kegiatan wisata yang masuk dalam kalender kegiatan pariwisata nasional Kementerian Pariwisata yakni Festival Budaya Tidore di Kota Tidore Kepulaun pada akhir Maret, Festival Teluk Jailolo di Kabupaten Halmahera Barat, awal Mei dan Festival Kora-Kora di Kota Ternate pada awal Desember.
Samsudin mengatakan upaya lain yang dilakukan untuk merealisasikan target kunjungan wisatawan pada 2018 tersebut adalah mendorong pemerintah pusat segera merealisasikan penerbangan internasional dari dan ke Bandara Leo Wattimena Pulau Morotai, khususnya yang menghubungkan dengan negara-negara di Asia, seperti Korea, Tiongkok dan Jepang.
Wisman banyak yang tertarik untuk berkunjung ke Pulau Morotai yang telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai salah satu dari sepuluh destinasi wisata utama di Indonesia, namun terkendala dengan belum tersedianya penerbangan internasional di daerah itu.
"Pembenahan infrastruktur pariwisata di Malut juga terus diupayakan karena salah satu pertimbangkan wisatawan ketika akan berkujung ke suatu daerah adalah kondisi infrastruktur pariwisatanya," ujar Samsudin.
Malut yang pada 2017 dikunjungi 5.000 lebih wisman dan 200.000 lebih wisatawan nusantara memiliki banyak objek wisata menarik, di antaranya peninggalan sejarah, seperti benteng dan bekas pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II serta wisata bahari dan wisata alam.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018