Ambon, 22/4 (Antaranews Maluku) - Rencana PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk meluncurkan tiga jenis saham baru hanya disasarkan untuk perusahaan besar milik negara atau BUMN, belum bisa ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Kebetulan untuk BUMD masih sangat sedikit yang melantai di pasar bursa efek, meskipun hampir seluruh pemerintah provinsi atau kabupaten dan kota di Indonesia rata-rata memiliki BUMD," kata Kepala BEI Perwakilan Ambon, Alberto Dachi di Ambon, Minggu.

Menurut dia, saat ini BUMD yang baru melantai di pasar bursa efek hanyalah BPD Jawa Barat dan Jawa Timur sehingga belum bisa dibuatkan indeks khusus.

Tetapi nantinya ke depan bia perusahaan BUMD sudah semakin banyak yang melantai di pasar bursa efek tentunya baru bisa dibuatkan indeks khusus terhadap mereka.

"Untuk setiap perusahaan yang ingin masuk ke lantai bursa haruslah dalam kondisi sehat karena akan mempengaruhi kepercayaan investor," tandas Alberto.

Sepert diketahui, BEI sedang mempersiapkan tiga jenis indeks saham baru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat, antara lain indeks saham BUMN, indeks saham deviden, serta indeks saham syariah.

Dikatakan, untuk peluncuran indeks baru ini akan menggolongkan saham-saham tersebut sehingga bisa terlihat pergerakan rata-rata setiap saham BUMN dan kategori syariah.

"Manfaatnya sangat besar bagi pra investor, jadi mereka mendapatkan informasi lebih mengenai pergerakan saham-saham di indeks BUMN serta saham- saham kategori syariah," ujarnya.

untuk indeks syariah yang sudah ada yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Indonesia (JII).

Kalau yang indeks khusus saham-saham BUMN ini memang baru mau dilincurkan sebab perusahaan-perusahaan BUMN yang sudah melantai di bursa cukup banyak, jadi investor bisa melihat pergerakannya secara khusus seperti apa.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018