Ambon, 8/5 (Antaranews Maluku) - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua mengajak masyarakat agar menghargai umat Islam yang sedang mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah Puasa 2018 atau 1439 Hijriah.
"Saya mengingatkan karena prinsipnya masyarakat Maluku menjunjung tinggi jalinan keharmonisan antarumat beragama yang merupakan warisan leluhur," katanya, di Ambon, Senin.
Dia merujuk umat Kristen biasanya mengunjungi saudaranya yang beragama Islam sambil membawa bahan makanan menjelang awal puasa di Maluku biasanya disebut "kepala puasa", selanjutnya menetap beberapa hari.
Keharmonisan ini pun dicerminkan umat Islam saat saudaranya merayakan Natal.
Cerminan kehidupan orang basudara (saudara) juga terlihat saat membangun Masjid maupun Gereja/ Katedral yang dikerjakan dengan semangat gotong royong (bersama).
"Jadi tidak salah kalau Maluku diprogramkan menjadi laboratorium kerukunan antarumat beragama diwujudkan membangun permukiman etnis atau multikultur yang lahannya sedang disiapkan,"ujar Zeth.
Dia mengemukakan, sikap saling menhargai ini pun didukung umat Hindu dan Budha sebagai wujud kehidupan orang basudara.
"Saya meyakini pelaksanaan ibadah Puasa 2018 di Maluku berlangsung aman, lancar dan sukses karena didukung semua komponen bangsa di daerah ini," kata Zeth.
Karena itu, stabilitas keamanan semakin kondusif ini hendaknya dijaga karena pelaksanaan ibadah Puasa juga masih berada dalam tahapan kampanye pemilihan Gubernur - Wagub Maluku, Bupati - Wakil Bupati Maluku Tenggara serta Wali Kota - Wakil Wali Kota.
"Maluku haruslah melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak kelompok ketiga pada 27 Juni 2018 dengan aman, lancar dan sukses sebagai cerminan Pilkada orang basudara yang digagas KPU maupun Bawaslu Maluku," ujar Zeth.
Dia menyatakan, stabilitas keamanan semakin kondusif juga merupakan salah satu persyaratan untuk investor menanamkan modalnya di Maluku.
"Potensi sumber daya alam (SDA) bernilai ekonomis membutuhkan kehadiran investor untuk mengelolanya dengan persyaratan iklim investasi haruslah sehat," tandas Zeth.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Saya mengingatkan karena prinsipnya masyarakat Maluku menjunjung tinggi jalinan keharmonisan antarumat beragama yang merupakan warisan leluhur," katanya, di Ambon, Senin.
Dia merujuk umat Kristen biasanya mengunjungi saudaranya yang beragama Islam sambil membawa bahan makanan menjelang awal puasa di Maluku biasanya disebut "kepala puasa", selanjutnya menetap beberapa hari.
Keharmonisan ini pun dicerminkan umat Islam saat saudaranya merayakan Natal.
Cerminan kehidupan orang basudara (saudara) juga terlihat saat membangun Masjid maupun Gereja/ Katedral yang dikerjakan dengan semangat gotong royong (bersama).
"Jadi tidak salah kalau Maluku diprogramkan menjadi laboratorium kerukunan antarumat beragama diwujudkan membangun permukiman etnis atau multikultur yang lahannya sedang disiapkan,"ujar Zeth.
Dia mengemukakan, sikap saling menhargai ini pun didukung umat Hindu dan Budha sebagai wujud kehidupan orang basudara.
"Saya meyakini pelaksanaan ibadah Puasa 2018 di Maluku berlangsung aman, lancar dan sukses karena didukung semua komponen bangsa di daerah ini," kata Zeth.
Karena itu, stabilitas keamanan semakin kondusif ini hendaknya dijaga karena pelaksanaan ibadah Puasa juga masih berada dalam tahapan kampanye pemilihan Gubernur - Wagub Maluku, Bupati - Wakil Bupati Maluku Tenggara serta Wali Kota - Wakil Wali Kota.
"Maluku haruslah melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak kelompok ketiga pada 27 Juni 2018 dengan aman, lancar dan sukses sebagai cerminan Pilkada orang basudara yang digagas KPU maupun Bawaslu Maluku," ujar Zeth.
Dia menyatakan, stabilitas keamanan semakin kondusif juga merupakan salah satu persyaratan untuk investor menanamkan modalnya di Maluku.
"Potensi sumber daya alam (SDA) bernilai ekonomis membutuhkan kehadiran investor untuk mengelolanya dengan persyaratan iklim investasi haruslah sehat," tandas Zeth.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018