Ambon, 7/8 (Antaranews Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff meminta petugas medis untuk bekerja keras agar seluruh anak di provinsi tersebut dapat terlayani imunisasi Measles dan Rubella (MR) yang mulai dilaksanakan secara serentak.

"Jangan ada anak Maluku yang tidak diimunisasi MR, karena ini sangat penting guna menjamin generasi penerus masa depan bangsa dan negara harus sehat dan terbebas dari berbagai penyakit," kata Gubernur saat mencanangkan kampanye imunisasi MR, dipusatkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kebun Cengkeh, Kota Ambon, Selasa.

Dia menyadari kondisi geografis Maluku yang terdiri dari 1.340 buah pulau dan 92,4 persen luas wilayahnya merupakan lautan, sehingga dibutuhkan militansi dan kerja keras petugas kesehatan untuk mendatangi 11 kabupaten/kota untuk melakukan imunisasi MR secara serentak selama Agustus-September 2018.

Dia memandang imunisasi MR yang lebih dikenal masyarakat Maluku dengan penyakit "Sarampa" serta rubella sangat dibutuhkan anak-anak untuk membentuk kekebalan tubuh sekaligus terhindar dari kebutaan, ketulian maupun kerusakan otak yang bisa disebabkan dua penyakit tersebut.

Maluku merupakan satu dari 28 provinsi diprioritaskan untuk pelaksanaan imunisasi MR pada 2018, mengingat ancaman kecacatan maupun kematian bisa timbul pada anak yang tidak dibekali kekebalan tubuh secara cukup, sehingga mendorong pemerintah terfokus pada pemberian dua imunisasi tersebut.

Pelaksanaan imunisasi di Maluku dilaksanakan bekerjasama dengan Yayasan Lingkar Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Lappan) serta UNICEF perwakilan Maluku, disasarkan menjangkau 546.335 anak berusia 9-15 tahun yang tersebar di 11 kabupaten/kota di provinsi tersebut.

"Karena itu saya berharap ke depan tidak akan ada lagi anak-anak Maluku yang sakit-sakitan, begitu juga dengan calon ibu yang melahirkan, termasuk terhindar dari kebutaan maupun ketulian, kerusakan otak akibat penyakit rubella," tandasnya.

Sejak 1 Agustus petugas kesehatan mulai mendatangi sekolah di seluruh Maluku untuk melakukan imunisasi kepada siswa di pulau Ambon, Seram, Buru, Maluku Tenggara sampai di kepulauan Aru, serta Maluku Teggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD).

Gubernur juga menegaskan, berdasarkan data yang diperoleh hingga 6 Agustus baru sekitar 10 persen siswa di Maluku yang telah diimunisasi.

Dia menandaskan, upaya memutuskan mata rantai berbagai penyakit merupakan pekerjaan yang besar dan perlu mendapat dukungan seluruh kelompok kepentingan.

"Sudah saatnya kita bergerak bersama untuk melindungi anak-anak dari berbagai kemungkinan ganguan penyakit," tandasnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Maluku, Rita Tahitu mengatakan campak atau "sarampa" merupakan penyakit disebabkan oleh virus dan mudah menular dengan gejala demam tinggi, bercak merah disertai batuk dan pilek.

Penyakit ini sangat berbahaya apabila terjadi komplikasi dengan penyakit radang paru-paru dan diare sehingga bisa menimbulkan radang otak ,bahkan kematian. Campak berpotensi menjadi kejadian luar biasa atau wabah apabila cakupan imunisasinya rendah.

Sedangkan Rubella adalah penyakit akut ringan yang sering menyerang anak, dewasa muda yang rentan, akan tetapi lebih berbahaya jika menyerang ibu hamil pada usia kehamilan semester pertama.

"Ibu yang terkena rumbella menyebabkan abortus dan kematian janin, sedangkan pada bayi yang dilahirkan berupa kelainan mata, kelainan jantung, ketulian dan menghambat pertumbuhan. Karena itu imunisasi MR dilakukan untuk memutuskan virus campak dan rumbela pada usia 9 bulan sampI 15 tahun," katanya.

Pelaksanaan kampanye ini dibagi dalam dua tahap yakni pemberian imunisasi campak dan rumbela di seluruh sekolah mulai dari tingkat PAUD hingga SMP selama Agustus 2018.

Sedangkan imunisasi kepada anak-anak di luar sekolah, Posyandu, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dilaksanakan selama September 2018.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018