Ambon, 22/9 (Antaranews Maluku) - Kebijakan pemerintah mengoperasikan kapal baru di Maluku untuk melayari rute pelayaran perintis dari pelabuhan Ambon menuju beberapa daerah di Kabupaten Seram Bagian Timur bisa menjawab keluhan warga di sana.

"Yang menggantikan KM. Maloli adalah KM Sabuk Nusantara 106 yang bobotnya sekitar 1.200 GT akan menyinggahi wilayah Kabupaten SBT, Maluku Tenggara, dan Kabupaten Maluku Tengah," kata Manejer Operasional PT. Pelni Cabang Ambon, Djasman di Ambon, Jumat.

Sedangkan KM. Maloli yang selama ini melayani rute pelayaran perintis dsri Ambon tujuan Geser-Pulau Panjang-Pulau Manawoka-Gorom-Kailakat-Pulau Kesui-Pulau Teor-Kaimer-Pulau Kur-Pulau Toyando-Tual-Elat-Banda-Amahai-Banda.

Kemudian masih ada satu kapal perintis baru lainnya yakni KM. Sabuk Nusantara 107 juga akan menyinggahi wilayah SBT yaitu Werinama-Kelimuri-Geser-Gorom-Fak Fak-Bula-Kobisadar-Wahai-Fafanla-Waigama-Sorong.

"Maluku memiliki wilayah perairan yang begitu luas dan banyak pulau-pulaunya sehingga lebih cocok dioperasikan kapal dengan bobot mati di atas 1.000 GT," ujar Djasman.

Pada Juli 2018, masyarakat dari Kecamatan Gorom dan Seram Timur mengeluhkan tidak adanya kapal perintis yang melayani rute terebut.

Anggota komisi C DPRD Maluku asal dapil Kabupaten SBT, Ridwan Elys mengatakan, yang terjadi di kawasan itu adalah kondisi transportasi yang sangat terganggu.

"Yang mesti digenjot adalah transportasi laut agar masyarakat kecil juga bisa menikmati, karena kita adalah daerah kepulauan," katanya.

Selama ini kapal milik PT Pelni yang melintasi rute tersebut hanya satu kapal yakni KM Pangrango, namun belakangan ini tidak ada lagi kapal yang beroperasi ke kawasan Seram Timur baik kapal Pelni maupun perintis.

Tetapi kapal yang intensitas pelayanannya menjangkau masyarakat SBT justeru bersal dari Papua karena aktivitas masyarakat Seram Timur ke Papua juga sangat tinggi ditunjang dengan transportasi yang tersedia.

Video : Kapal Perintis  

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018