Ternate, 2/10 (Antaranews Maluku) - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate mengimbau masyarakat di Maluku Utara (Malut) untuk jangan percaya isu akan terjadi gempa bumi berskala besar disertai tsunami di daerah ini.

"Isu itu tidak benar, apalagi dengan mengatasnamakan BMKG sebagai sumber, karena selama ini BMKG tidak pernah mengeluarkan pernyataan akan terjadinya gempa bumi," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ternate, Kustoro Hariatmoko, di Ternate, Selasa.

Masyarakat di Malut pada beberapa hari ini sempat diresahkan dengan beredarnya isu di media sosial berisi peringatan dini dari BMKG mengenai akan terjadinya gempa bumi berskala besar disertai tsunami menyusul kejadian serupa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Menurut dia, gempa bumi bisa terjadi setiap saat di suatu daerah, tetapi tidak seorang pun ahli atau teknologi yang bisa memprediksi secara pasti kapan itu akan terjadi dan berapa kekuatannya.

Khusus untuk tsunami dapat diprediksi dengan menggunakan teknologi, tetapi setelah terjadinya gempa bumi dengan sejumlah kriteria, di antaranya kekuatan gempa bumi minimal 7,0 SR, pusat gempa bumi berada di dasar laut dan kedalamannya 10 KM atau gempa dangkal.

Oleh karena itu, Kustoro mengimbau masyarakat di Malut untuk tetap tenang dan jangan mudah terpengaruh dengan isu mengenai akan terjadinya gempa bumi dan tsunami yang tidak jelas sumbernya, namun demikian harus tetap waspada.

Masalahnya Malut merupakan wilayah rawan gempa bumi, karena diapit tiga lempeng, yakni lempeng Pasifik, lempang Eurusia dan lempeng Indo Australia, disamping lokal seperti lempeng Halmahera dan lempeng Maluku.

Ia menambahkan, masyarakat perlu mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi dan tsunami, untuk gempa bumi misalnya segera mencari ruang terbuka, sedangkan tsunami segera mencari daerah ketinggian sesaat setelah terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018