Ambon, 18/10 (Antaranews Maluku) - Kelompok gerakan perdamaian Peace Generation akan menggelar pelatihan perdamaian berbasis permainan "Board Game for Peace" kepada pelajar dan mahasiswa di Kota Ambon, Provinsi Maluku, pada 9 November 2018.

James Pakniany dari Peace Generation wilayah Ambon, di Ambon, Kamis, mengatakan Board Game for Peace adalah pelatihan fasilitator (Trainning of Facilitator/ToF) dalam bentuk permainan yang melatih kecakapan generasi muda untuk menjadi agen perdamaian bagi komunitasnya.

Bekerja sama dengan PPiM, UNDP, Convey dan Kummara, pelatihan tersebut merupakan tahap kedua setelah sebelumnya dilaksanakan di lima kota di Indonesia pada 2017, di antaranya Bandung dan Makassar.

Pada 2018 Ambon menjadi kota enam dari tujuh kota yang menjadi tempat penyelenggaraan ToF Board Game for Peace.

Menyasar pada 60 orang generasi muda di tingkat SMA dan mahasiswa semester satu hingga lima, kegiatan pelatihan Board Game for Peace di Kota Ambon dijadwalkan akan dilangsungkan di Balai Penelitian dan Penyuluhan Perikanan (BP3) selama tiga hari, 9 - 11 November 2018.

"Peace Generation mencoba merancang board game yang dijadikan sebagai wadah untuk menyampaikan pesan damai dengan cara yang menyenangkan, tidak hanya melalui seminar dan semacamnya. Tahun ini ada tujuh kota di Indonesia, di antaranya Samarinda, Palu, Bima, Banda Aceh, Palembang dan Ambon," katanya.

James yang juga koordinator di tingkat lokal menjelaskan Board Game for Peace adalah permainan yang harus dimainkan secara berkelompok. Permainannya sendiri cukup mudah dan bisa dimainkan oleh siapa saja.

Menggunakan lembaran kartu yang mirip dengan kartu remi, koin dan papan sebagai media permainan, Board Game for Peace terdiri dari beberapa jenis permainan dengan tema dan isu yang berbeda-beda tetapi bertujuan untuk menyampaikan nilai-nilai perdamaian.

Untuk di Ambon, sedikitnya ada tiga jenis permainan yang akan diajarkan, yakni semester baru, galaxy obscurio dan the rampung. Masing-masing permainan memiliki keunikan dan tujuannya.

Board game the rampung misalnya, permainan tersebut mengarahkan setiap pemain untuk menjaga satu kampung yang terdiri dari enam dusun. Masing-masing pemain bisa memilih peran dan profesinya di dalam masyarakat, seperti tenaga kesehatan, petani, peternak dan lainnya.

"Kegiatan ini menyasar pada pelajar SMA dan mahasiswa karena kami melihat mereka adalah pengguna media sosial yang aktif, dan kekerasan ekstrem juga cenderung berada di tingkatkan usia ini. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini mereka juga bisa melatih teman-teman di komunitasnya masing-masing," ujarnya.

Untuk menjadi peserta ToF Board Game for Peace Ambon, harus mendaftar via online di "http://bit.ly/BGFPeace2", pendaftarannya tidak dipungut biaya apapun.

Hingga saat ini, kata James, jumlah pendaftar sudah mencapai 200-an orang.

Karena sudah melebihi yang ditargetkan, para pendaftar yang lolos seleksi tahap pertama juga akan diseleksi melalui wawancara secara online.

"Kami juga sudah memasukkan surat ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku agar membantu kami menyertakan peserta dari agama-agama suku, meskipun jumlahnya sedikit tapi mereka juga harus diikutkan," ucapnya.

Melihat banyaknya peminat terhadap kegiatan Board Game for Peace di Ambon, James juga berharap metode baru menyampaikan pesan damai tersebut bisa berdampak positif dan menyebar lebih luas lagi di kalangan masyarakat.

"Intoleransi masih tetap ada, tidak terlihat secara nyata tapi perbedaan-perbedaan itu masih ada di kalangan akar rumput, karenanya suara perdamaian harus terus dikumandangkan dengan metode-metode yang lebih kreatif, lebih segar dan kekinian, jangan `mainstream` yang cenderung kaku," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018