Ternate, 5/11 (Antaranews Maluku) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, meminta pengelola objek wisata Pantai Tugulufa untuk membangun pusat kuliner dengan tetap mempertahankan ciri khas daerah.
"Kami telah meminta pengelola bangun pusat kuliner, salah satunya atap bangunan harus menggunakan rumbia," kata Kadisbudpar Kota Tidore Kepulauan, Yakub Husain melalui siaran pers yang diterima Antara, Senin.
Hal tersebut disampaikan Disbudpar, menyusul banyaknya sorotan sejumlah kalangan terkait pembangunan tempat penjualan kuliner di Pantai Tugulufa dengan menggunakan atap dari daun rumbia atau katu.
Menurut dia, Disparbud Kota Tidore inginkan pengelola tetap mempertahankan penggunaan atap dari daun rumbia agar para pengunjung maupun wisatawan yang akan ke Tidore selain menikmati objek wisata Pantai Tugulufa bisa melihat ciri khas daerah.
Selain itu, pekerjaan pembangunan tempat yang diperuntukkan sebagai tempat penjualan kuliner senilai Rp1,8 miliar untuk 14 buah tempat berjualan kuliner dan rencananya masih ditambah lagi pada tahap dua melalui APBD 2019 mendatang senilai Rp500 juta.
Selain itu, bangunan yang rencananya dibangun ini, dipastikan dapat bertahan antara 4 sampai 7 tahun ke depan.
"Saya berkeinginan pakai atap rumbia ini terus menerus dan jika ada masalah kita akan perbaiki sebagai ciri khas unggulan masyarakat dahulu kala," kata Yakub.
Dia menambahkan, sebelum diserahkan bangunan tersebut dipastikan belum akan terjadi kerusakan pada bangunan yang dimaksud dan sebelum penyerahan atap bangunan tidak rusak.
Disbudpar Tidore Kepulauan membangun objek wisata sejarah, salah satunya museum yang menyimpan berbagai data dan peninggalan mengenai sejarah Kesultanan Tidore.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Kami telah meminta pengelola bangun pusat kuliner, salah satunya atap bangunan harus menggunakan rumbia," kata Kadisbudpar Kota Tidore Kepulauan, Yakub Husain melalui siaran pers yang diterima Antara, Senin.
Hal tersebut disampaikan Disbudpar, menyusul banyaknya sorotan sejumlah kalangan terkait pembangunan tempat penjualan kuliner di Pantai Tugulufa dengan menggunakan atap dari daun rumbia atau katu.
Menurut dia, Disparbud Kota Tidore inginkan pengelola tetap mempertahankan penggunaan atap dari daun rumbia agar para pengunjung maupun wisatawan yang akan ke Tidore selain menikmati objek wisata Pantai Tugulufa bisa melihat ciri khas daerah.
Selain itu, pekerjaan pembangunan tempat yang diperuntukkan sebagai tempat penjualan kuliner senilai Rp1,8 miliar untuk 14 buah tempat berjualan kuliner dan rencananya masih ditambah lagi pada tahap dua melalui APBD 2019 mendatang senilai Rp500 juta.
Selain itu, bangunan yang rencananya dibangun ini, dipastikan dapat bertahan antara 4 sampai 7 tahun ke depan.
"Saya berkeinginan pakai atap rumbia ini terus menerus dan jika ada masalah kita akan perbaiki sebagai ciri khas unggulan masyarakat dahulu kala," kata Yakub.
Dia menambahkan, sebelum diserahkan bangunan tersebut dipastikan belum akan terjadi kerusakan pada bangunan yang dimaksud dan sebelum penyerahan atap bangunan tidak rusak.
Disbudpar Tidore Kepulauan membangun objek wisata sejarah, salah satunya museum yang menyimpan berbagai data dan peninggalan mengenai sejarah Kesultanan Tidore.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018