Ambon, 31/12 (ANTARA News) - Ribuan umat Kristiani membanjiri gereja dan kathedral di Kota Ambon dan sekitarnya untuk mengikuti ibadah persiapan menyambut Tahun Baru, 1 Januari 2019, Senin petang petang hingga malam.

Pantauan Antara, ribuan umat Kristiani mulai memenuhi gereja-gereja sejak pukul 16.30 WIT untuk mengikuti ibadah dan misa persiapan pergantian tahun, di mana Jadwalnya berlangsung dua kali yakni pukul 17.00 WIT karena disesuaikan dengan luas dan kapasitas tampung masing-masing tempat ibadah.

Umat yang datang terlihat memenuhi dalam gedung hingga ke bagian luar yang telah dipasang tenda dan kursi tambahan. Di bagian luar juga dipasangi televisi monitor maupun layar besar agar memudahkan umat yang berada di luar gedung dapat mengikuti ibadah dan misa dengan baik dan lancar.

Kendati demikian, banyak juga umat yang tidak kebagian tempat duduk sehingga terpaksa mengikuti ibadah yang berlangsung aman, tenang dan khusuk itu sambil berdiri.

Aparat TNI dan Polri dibantu petugas pramuka dan Dinas Perhubungan ikut berjaga di sekitar gedung gereja guna menjamin ibadah berjalan aman dan lancar, termasuk ikut mengatur arus lalu-lintas termasuk kendaraan bermotor yang digunakan umat untuk datang beribadah.

Selain aparat keamanan, tampak juga umat Muslim, khususnya remaja masjid (Remas) yang tergabung dalam Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Maluku juga ikut mengamankan jalannya ibadah persiapan pergantian tahun yang dilakukan umat Kristiani, diantaranya di Gereja Silo di Jalan Said Perintah, dan Rehoboth di kawasan Batu Gantung.

Dengan berbusana Muslim, yakni mengenakan baju koko putih dan memakai kopiah berwarna hitam atau putih, anggota Remas mereka terlihat ikut membantu mengatur arus kendaraan yang melewati ruas jalan di depan kedua gereja, sehingga memudahkan umat Kristiani yang akan menyeberang dan masuk ke dalam gedung gereja.

Di saat ibadah berjalan, mereka menanti di luar sambil membantu kelancaran arus lalu lintas depan gereja yang berada pada simpang empat Tugu Trikora Ambon tersebut.

Aparat kepolisian dibantu TNI setempat juga berpatroli keliling pusat Kota Ambon dengan beragam kendaraan, guna menjamin suasana benar-benar aman dan kondusif menjelang perayaan Tahun baru 2019 yang akan dimulai tepat pukul 00.00 WIT itu.

Selain umat Kristiani, umat muslim juga memenuhi masjid dan mushola untuk melakukan doa dan zikir berjamaah, guna menyukuri kehidupan selama 2018 dan memohon perlindungan dan tuntunan Sang Pencipta pada tahun yang baru.

Ribuan umat Muslim Negeri Batu Merah, Kecamatan Sirimau menggelar zikir dan doa menyambut datangnya tahun baru 2018. Ribuan umat memenuhi Masjid hingga ke ruas jalan untuk mengikuti doa bersama yang dihadiri sejumlah pejabat Pemprov Maluku dan Kota Ambon tersebut.

Begitu juga warga Muslim di kawasan Jalan Baru dan Silale juga membuat panggung pada pergigaan ruas jalan di lingkungan mereka untuk mengelar doa dan sikir guna menyukuri tahun 2018 yang akan dilewati dan menyambut tahun 2019 yang penuh rahmat.


Ungkapan Syukur

Para tokoh agama dalam khotbahnya mengingatkan umat mengakhiri tahun 2018 dengan ungkapan syukur karena masih tetap dilindungi dan dirahmati Allah sepanjang tahun.

"Allah tidak pernah menjanjikan kehidupan yang mudah tetapi berliku-liku bagi setiap orang percaya. Karena itu haruslah disyukuri karena dapat melewati akhir tahun dengan penuh berkah dan kasih sayang Allah serta dijauhkan dari berbagai godaan, cobaan hingga bencana," kata Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Ates J.S Werinussa dalam khotbahnya saat memimpin ibadah persiapan akhir tahun di Gereja Maranatha, Ambon, Senin malam.

Dia menegaskan, jalan berliku penuh berbagai rintangan yang harus dilewati agar umat kuat menghadapi berbagai tantangan dan cobaan.

Umat juga diingatkan untuk tetap membangun solidaritas dan toleransi sebagai wujud tatanan hidup orang Maluku yang dibingkai rasa persaudaraan sejati sehinga menjadi cerminan dalam kehidupan yang saling membutuhkan satu dengan lainnya.

Selain itu mengimbau umat untuk tidak hidup dalam ketakutan sebagai akibat bencana alam dasyat yang terjadi sepanjang tahun 2018 diantaranya gempa bumi dan tsunami yang melanda Nusa tenggara Timor, Palu dan donggala, Sulawesi Tengah serta Selat Sunda yang mengakibatkan ribuan orang meninggal.

"Tidak perlu takut dan gentar mendengar begitu banyak bencana yang terjadi akhir-akhir ini. Tingkatkan keimanan dan spiritual kita masing-masing kepada Allah sebagai satu-satunya, sehingga kita semua dimampukan untuk memahami setiap peristiwa dan bencana yang terjadi, serta terus berdoa bagi para korban maupun keluarga yang ditinggalkan untuk tabah menjalani cobaan hidup," ujar Pendeta Ates.

Umat juga diimbau untuk berdoa kepada pemerintah pusat hingga daerah untuk terus berkerja keras menangani berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat bangsa dan negara, termasuk menangani para korban bencana alam, serta meningkatkan kegiatan mitigasi agar masyarakat lebih siap menghadapi bencana.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019