Ambon, 20/2 (ANTARA News) - Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ambon bersedia membangun unit pos SAR di daerah rawan kecelakaan laut di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sesuai permintaan masyarakat setempat.

"Kami memang sudah menerima kunjungan perwakilan masyarakat maupun perwakilan anggota DPRD Maluku dan DPRD Kabupaten Seram Bagian Timur beberapa hari lalu untuk membahas persoalan ini," kata Kepala Kantor Basarnas Ambon Muslimin di Ambon, Rabu.

Ia mengatakan pada dasarnya pihak Kantor Basarnas Ambon siap dalam memenuhi aspirasi yang disampaikan, namun dengan catatan pemerintah kabupaten harus mendukung atau menyiapkan tempat untuk dibukanya unit pos SAR.

Basarnas menyadari kondisi geografis wilayah Maluku terdiri dari pulau-pulau yang letaknya berjauhan dan rentan dengan masalah kecelakaan di laut, mengingat aktivitas masyarakat yang melakukan pelayaran antarpulau atau pekerjaannya sebagai nelayan.

Dari sembilan kabupaten dan dua kota di Provinsi Maluku, keberadaan Pos SAR atau pun unit pos SAR yang ada masih terbatas namun wilayah kerjanya bisa mencakup beberapa kawasan yang cepat dijangkau.

Kesediaan Kantor Basarnas Ambon dalam membuka satu unit Pos SAR di Kabupaten Seram Bagian Timur ini berawal dari adanya permintaan masyarakat serta wakil rakyat di kabupaten maupun provinsi karena sering terjadi kecelakaan laut di daerah itu.

"Selaku wakil rakyat, kami berharap kepada pihak Basarnas Ambon bisa membuka satu pos SAR dan menyiagakan petugasnya di daerah itu," kata anggota DPRD Maluku asal dapil Seram Bagian Timur, Constansius Kolatfeka.

Untuk mewujudkan harapan masyarakat, kata dia, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Kepala Kantor Basarnas Ambon guna menyampaikan aspirasi masyarakat Seram Bagian Timur.

Menurut dia, masyarakat di daerah-daerah tersebut sering merasa khawatir karena kadang terjadi kecelakaan laut terutama pada bulan mulai November hingga awal tahun baru akibat buruknya cuaca.

Dia mencontohkan pada tanggal 23 Desember 2018 terdapat 10 warga Teor yang hilang di laut, namun berhasil ditemukan Basarnas bersama dengan tim gabungan dari Tanjung Buram, Kabupaten Maluku Tenggara.

"Bulan ini juga ditemukan dua orang warga yang sedang memancing, lalu tali mesin mereka putus namu kami bersyukur, karena keduanya berhasil diselamatkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) SBT setelah berkoordinasi dengan Basarnas Ambon," katanya.

Karena kecelakaan laut di Maluku juga terjadi di Kabupaten Seram Bagian Timur sehingga untuk mengantisipasi hal serupa, maka langkah koordinasi dengan Basarnas Ambon terus dilakukan dalam rangka mencari solusi terbaik.

Untuk itu, Kolatfeka meminta pihak Basarnas Ambon melakukan kunjungan dan survei agar bisa mengetahui lokasi mana yang tepat untuk membangun pos SAR di sana.

Kalau dilihat secara geografis Kepulauan Wakate dan Teor ada pada ujung wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual serta Papua Barat yakni Timika dan Fak-Fak sehingga sangat rentan terjadinya musibah laut.

"Basarnas memang terkonsentrasi di Seram Bagian Timur SBT dan bekerja sama dengan BPBD kabupaten. Namun mereka jangan hanya berkonsentrasi di Bula yang merupakan Ibu Kota Kabupaten saja, tetapi harus membangun pos SAR di daerah-daerah yang dianggap rawan terjadinya kecelakaan laut seperti di Gorom, Wakate dan Teor," ujarnya.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019