Stok bawang putih yang dimiliki pedagang di Piru, ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku pada pekan terakhir Maret 2019 menipis sehingga meresahkan para ibu rumah tangga yang membutuhkan jenis bumbu masak tersebut.

Salah seorang pedagang di Piru, Kong, dihubungi dari Ambon, Jumat, mengatakan, bawang putih sudah dua pekan terakhir ini stoknya menipis dan belum dipasok dari distributor di kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku.

"Kami diberitahu distributor di Ambon bahwa harga bawang putih akan mengalami kenaikan sehingga belum berani memasok dalam jumlah banyak," ujarnya.

Pertimbangannya, pemasokan dari sentra produksi di pulau Jawa juga mengalami kenaikan harga sehingga menunggu kepastian baru melakukan pengadaan.

"Saya saat ini tidak memiliki stok bawang putih, menyusul dua pekan lalu dijual seharga Rp26.000 per Kg," kata Kong.

Disinggung bawang merah, dia menjelaskan, harganya dijual bervariasi Rp42.000 hingga Rp43.000 per Kg atau mengalami kenaikan dari sepekan lalu yang harganya Rp38.000 per Kg.

"Harga bawang merah mengalami kenaikan karena sama juga dengan bawang putih yang dipengaruhi transaksi dari sentra produksi di pulau Jawa," ujar Kong.

Sedangkan, harga telur ayam ras produksi peternak desa Hatusua, kabupaten SBB pada pekan ini mengalami penurunan dari Rp300.000 per ikat menjadi Rp290.000 per ikat.

"Kami lebih senang membeli ayam ras produksi lokal karena tidak membutuhkan biaya transportasi maupun ongkos buruh bila dipasok dari kota Ambon dan tidak ada yang busuk," katanya.

Dia menginginkan Pemkab SBB melalui organisasi perangkat daerah (OPD) teknis agar mendorong pengembangan ayam petelur peternak desa Hatusua agar bisa berproduksi dalam skala besar.

"Produksi harus ditingkatkan agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama saat perayaan hari besar keagamaan yang permintaannya melonjak karena dibutuhkan untuk membuat aneka kue," ujar Kong.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019