Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri mikro dan kecil (IMK) Provinsi Maluku periode Januari-Maret 2019 turun 0,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

"Jika dilihat secara tahunan atau year-on-year, produk IMK Provinsi Maluku masih bertumbuh positif dan meningkat 10,92 persen dibanding produksi IMK tahun sebelumnya," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Senin.

Penyumbang pertumbuhan negatif secara kuartal adalah industri minuman, industri tekstil, industri makanan jadi, industri alat angkutan lainnya, dan industri pengolahan lainnya.

Sedangkan industri-industri yang bertumbuh positif pada triwulan pertama 2019 adalah industri makanan, industri kayu, barang dari kayu, ayaman rotan, industri percetakan dan reproduksi media rekaman, industri bahan kimia, dan barang dari bahan kimia, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional,industri barang galian bukan logam, industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya, dan industri furnitur.

Dumangar mengatakan, pertumbuhan industri besar dan sedang Provinsi Maluku pada triwulan pertama tahun 2019 turun sebesar 5,99 persen.

"Sektor industri nasional di triwulan pertama 2019 mengalami pertumbuhan yang berlawanan arah dengan industri di Maluku, baik untuk skala besar dan sedang maupun mikro dan kecil," ujarnya.

Dumangar mengemukakan, industri mikro dan kecil merupakan bagian dari sektor industri manufaktur yang mempunyai sumbangan cukup signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan di Indonesia.

"Industri mikro adalah industri yang mempunyai tenaga kerja sebanyak satu hingga empat oraang, sedangkan industri kecil memiliki tenaga kerja lima - 19 orang," ujarnya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019