Jamaah Calon Haji (JCH) Ternate, Provinsi Maluku Utara beranggota 286 orang, sebelum diberangkatkan ke embarkasi di Makassar, akan menjalani prosesi pelepasan secara ritual adat di Kedaton Kesultanan Ternate.
"Prosesi pelepasan secara ritual adat di Kedaton Kesultanan Ternate itu akan dilaksanakan pada 8 Juli 2019 sebelum acara pelepasan yang dilakukan Pemkot Ternate di Dhuafa Center," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Ternate Adam Ma'rus di Ternate, Jumat.
Dalam proses ritual adat itu, JCH Ternate di antaranya akan melakukan shalat sunat dua rakaat di depan ruang puji, salah satu kamar yang disucikan di Kedaton Kesultanan Ternate serta pembacaan doa di Pandopo Kedaton yang melibatkan perangkat adat.
Dia menjelaskan pelepasan JCH Ternate dengan cara seperti itu dengan latar belakang sejarah penyebaran Islam di Ternate dan daerah lainnya di Malut, di mana Kedaton berperan penting.
Pada masa lampau, Sultan Jainal Abidin Syah adalah tokoh yang paling berperan dalam penyebaran Islam itu. Dia pula yang pertama kali mengubah Kerajaan Ternate menjadi Kesultanan Ternate yang selalu memanfaatkan Kedaton sebagai pusat dakwah Islam.
Hal lainnya yang melatarbelakangi pelepasan JCH Ternate melalui prosesi adat di Kedaton, kata dia, dalam pemahaman masyarakat Ternate, Kedaton salah satu tempat yang memiliki kekuatan spritual.
Dengan dasar pemahaman seperti itu, JCH Ternate yang akan berangkat ke Tanah Suci diharapkan memiliki kekuatan untuk melaksanakan semua proses ibadah haji, seperti beribadah di Masjid Nabawi dan Masjidilharam, tempat yang disucikan umat Islam.
Ia menambahkan pelepasan JCH Ternate dengan cara seperti itu juga sebagai syiar Islam sehingga masyarakat Ternate tetap berpegang teguh dengan keyakinannya sebagai penganut Islam.
Kedaton Kesultanan Ternate menjadi pusat syiar Islam, khususnya bagi masyarakat Ternate, sehingga mereka tetap memiliki iman yang kuat dan berkembang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Prosesi pelepasan secara ritual adat di Kedaton Kesultanan Ternate itu akan dilaksanakan pada 8 Juli 2019 sebelum acara pelepasan yang dilakukan Pemkot Ternate di Dhuafa Center," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Ternate Adam Ma'rus di Ternate, Jumat.
Dalam proses ritual adat itu, JCH Ternate di antaranya akan melakukan shalat sunat dua rakaat di depan ruang puji, salah satu kamar yang disucikan di Kedaton Kesultanan Ternate serta pembacaan doa di Pandopo Kedaton yang melibatkan perangkat adat.
Dia menjelaskan pelepasan JCH Ternate dengan cara seperti itu dengan latar belakang sejarah penyebaran Islam di Ternate dan daerah lainnya di Malut, di mana Kedaton berperan penting.
Pada masa lampau, Sultan Jainal Abidin Syah adalah tokoh yang paling berperan dalam penyebaran Islam itu. Dia pula yang pertama kali mengubah Kerajaan Ternate menjadi Kesultanan Ternate yang selalu memanfaatkan Kedaton sebagai pusat dakwah Islam.
Hal lainnya yang melatarbelakangi pelepasan JCH Ternate melalui prosesi adat di Kedaton, kata dia, dalam pemahaman masyarakat Ternate, Kedaton salah satu tempat yang memiliki kekuatan spritual.
Dengan dasar pemahaman seperti itu, JCH Ternate yang akan berangkat ke Tanah Suci diharapkan memiliki kekuatan untuk melaksanakan semua proses ibadah haji, seperti beribadah di Masjid Nabawi dan Masjidilharam, tempat yang disucikan umat Islam.
Ia menambahkan pelepasan JCH Ternate dengan cara seperti itu juga sebagai syiar Islam sehingga masyarakat Ternate tetap berpegang teguh dengan keyakinannya sebagai penganut Islam.
Kedaton Kesultanan Ternate menjadi pusat syiar Islam, khususnya bagi masyarakat Ternate, sehingga mereka tetap memiliki iman yang kuat dan berkembang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019