Setelah gempa mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara (Malut) berkekuatan 7,2 skala richter (SR) pada Minggu (14/7), mengakibatkan para nelayan di kawasan pesisir daerah itu enggan mencari ikan di laut.

"Kami masih takut melaut karena pascagempa di daerah ini beberapa waktu lalu hingga saat ini gempa bumi masih terus menerus terjadi mengguncang setiap saat," kata salah seorang nelayan di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, Ahmad, Rabu.

Sudah memasuki sembilan hari Pasca gempa yang mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, mengakibatkan para nelayan di sejumlah wilayah di pesisir Pulau Halmahera takut melaut, karena beralasan masih trauma.

Menurut dia, bahwa nelayan sebenarnya sudah ingin mencari ikan, namun karena banyak informasi yang beredar di masyarakat akan terjadi gempa bumi susulan, bahkan isunya juga akan terjadi tsunami.

Selain itu, harga ikan di sejumlah desa di berbagai kecamatan di Gane Barat dan kecamatan lainnya yang ada di wilayah pesisir Pulau Halmahera terpaksa melonjak.

Ahmad berharap bahwa bencana alam segera berakhir, agar mereka d isini dapat kembali melaut untuk memenuhi kebutuhan keluarga, karena salah satu mata pencarian masyarakat di pesisir Pulau Halmahera adalah nelayan.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan memperpanjang masa waktu tangkap darurat sampai pada 29 Juli mendatang, karena saat ini menjadi terkendala di lapangan yakni sulitnya akses transportasi baik darat maupun laut mengingat kondisi laut di di Kabupaten Halmahera Selatan masih bergelombang tinggi.

Petugas gabungan masih terus melakukan pendistribusian logistik ke sejumlah titik yang terkena dampak bencana alam, karena jumlah pengungsian yang tersebar di 77 desa terbagi dalam 11 kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan menurun menjadi 43.306 jiwa dari 51.637 jiwa.

Sebelumnya, dari pihak BMKG Ternate mencatat angin kencang disertai gelombang selama beberapa hari ke depan mencapai 2 meter hingga 2,5 meter terutama di Pulau Halmahera dan Kepulauan Sula.

Prakirawan Cuaca Fahmi Bachdar ketika dikonfirmasi membenarkan, angin kencang disertai gelombang laut bertiup dari arap tenggara barat dan sangat membahayakan terutama bagi pelayaran menggunakan kapal berukuran kecil.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019