Wakil Gubernur Maluku Barnanas Orno berharap Sinode III Keuskupan Amboina melahirkan rekomendasi strategis untuk pembinaan umat Katolik serta mewujudkan gereja yang mandiri di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.

"Sidang Sinode ini diharapkan melahirkan berbagai rekomendasi dan langkah strategis pembinaan kualitas umat serta mewujudkan diri sebagai gereja Katolik yang mandiri di dua provinsi ini," katanya saat membuka Sinode III Keuskupan Amboina di Wisma Gonzalo Veloso, Kopertis Ambon, Senin (9/9) malam.

Ia menyebut tema Sinode Keuskupan Amboina yakni "Gereja Katolik Keuskupan Amboina membaharui dan menyucikan diri dalam pelayanannya di Maluku dan Malut demi mewujudkan dirinya sebagai gereja mandiri" sangatlah tepat sebagai wadah evaluasi pelayanan reksa pastoral sekaligus menentukan langkah pembinaan strategis di masa mendatang.

Menurut dia, keberadaan Keuskupan Amboina memberikan warna tersendiri bagi kehidupan umat beragama dan persaudaraan di Maluku dan Maluku Utara.

Di sisi lain, negara dan gereja Katolik juga sedang berhadapan dengan munculnya krisis moral yang berdampak langsung pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, ia mengingatkan tokoh agama di Maluku termasuk uskup, pastor, frater, suster, dan seluruh perangkat gereja untuk membina mental dan moral umat Katolik di Maluku dan Maluku Utara.

Ia juga meminta dukungan dari warga dan seluruh umat beragama untuk mewujudkan rencana pembangunan jangka menengah 2019-2024 dengan dengan visi "Maluku yang terkelola secara jujur, bersih melayani, terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas Gugusan Kepulauan".

"Untuk mewujudkan visi pembangunan ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Karena itu dibutuhkan komitmen dan kerja sama semua pihak termasuk pimpinan dan umat Katolik yang bernaung di bawah Keuskupan Amboina," katanya.

Uskup Diosos Amboina Mgr. Petrus Canisius Mandagi menyatakan, Sinode dalam gereja Katolik merupakan suatu cara ampuh untuk mewujudkan Keuskupan Amboina menjadi geraja yang sejati.

Gereja yang sejati, menurut dia, adalah gereja yang diwarnai dengan toleransi dan persaudaraan.

"Kalau gereja-gereja ada yang bakalai (berkelahi) itu adalah gereja setan. Gereja sejati diwarnai dengan persaudaraan, doa, devosi, adorasi, sakramen ekaristi, dan sakramen lainnya," katanya.

Sidang Sinode Keuskupan Amboina yang akan berlangsung hingga 18 September 2019 diikuti 200 peserta yang terdiri atas perwakilan wilayah Keuskupan Maluku Utara, Seram-Buru, Kota Ambon, Kei Kecil, Kei Besar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, serta Pulau-Pulau Aru.
 

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019