Kementerian Pertahanan (Kemenhan) melakukan sosialisasi dan evaluasi pembinaan bela negara lingkup pemukiman di kota Ambon, provinsi Maluku.

Sosialisasi bela negara di lingkup pemukiman bagi tokoh masyarakat, agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), tokoh adat, pemuda, perempuan dan organisasi masyarakat di provinsi Maluku, Rabu.

Kegiatan sosialisasi dan evalusi bela negara merupakan bagian dari upaya membangun karakter bangsa yang juga merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan revolusi mental, sebagai salah satu program prioritas pemeringtah yang tertuang dalam nawacita ke delapan, kata Analis Madya Direktorat bela negara Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Kolonel Adm Amir Laupe.

Kegiatan ini katanya, bertujuan untuk membangun dan menanamkan sikap mental dan perilaku warga negara untuk senantiasa mencintai tanah air, memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, yakni pada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara.

"Melalui upaya ini, diharapkan setiap warga negara mampu mengaktualisasikan nilai-nilai bela negara tersebut, sebagai landasan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, sesuai bidang dan profesi masing-masing," katanya.

Dijelaskannya, aktualisasi nilai kebangsaan dan bela negara penting bagi negara terlebih bila mencermati perkembangan ancaman di era kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi saat ini.

Potensi ancaman yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa semakin kompleks dan multidimensi baik dilakukan oleh aktor negara maupun non negara.

"Bentuk ancaman tersebut tidak lagi bersifat konvensional, tetapi lebih banyak bersifat non militer hingga mempengaruhi hati dan pola pikir manusia secara paradigmatis, tetapi efek yang ditimbulkan sangat fundamental karena dapat merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Menghadapi dinamika perkembangan ancaman nyata lanjutnya, menunjukkan kualitas sumber daya manusia sebagai penentu bagi keberlangsungan hidup bangsa dan negara. 

Sumber daya manusia tersebut tidak hanya yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus memiliki kesadaran bela negara yang kuat yang dimiliki setiap warag negara.

"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat terbangun karakter warga negara Indonesia, yang mampu berkontribusi yang terbaik demi kemajuan bangsa dan negara seuai kapasitas dan kompetensi dalam profesi masing-masing," tandasnya.

Sementara itu Asisten I bidang pemerintahan Pemerintah Provinsi Maluku, Hendry Far-Far menyatakan, bela negara merupakan faktor pendukung ketahanan nasional yang masih lemah dan belum tangguh diantaranya ketahanan ekonomi yang berbeda dengan tingkat kemiskinan karena masih terdapat riak konflik massal, suku, ormas, kelompok masyarakat dan sosial budaya.

Hal ini katanya disebabkan masih rendahnya perilaku, karakter, pola pikir dan pendidikan bela negara yang kurang menyentuh masyarakat, sehingga masyarakat cenderung mencari pembenaran.

"Semua tidak terlepas dari visi pemerintah provinsi Maluku 2019 -2024 yakni mewujudkan provinsi Maluku yang terkelola secara jujur, bersih dan melayani dalam kesejahteraan dan berdaulat atas gugusan kepulauan, serta untuk mewujudkan birokrasi yang dinamis dalam meningkatkan ketahanan nasional yang tangguh," ujarnya.
 
Ia menambahkan, peserta kegiatan bela negara secara khusus diminta untuk mengikuti, menerima, memahami kegiatan pembinaan bela negara lingkup pemukiman, guna mempertajam wawasan atau pola pikir, karakter dan perilaku dalam memperkuat persatuan dan kesatuan.

Selain itu mengimplementasikan kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat serta perlu disikusikan dengan baik dalam upaya mendukung dan meningkatkan ketahanan nasional, melalui musyawarah mufakat dengan tetap mengedepankan semangat kebersamaan.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019