Dinas Pendidikan (Disdik) Ambon mengusulkan kurikulum mitigasi bencana bagi siswa SD dan SMP.

"Kurikulum mitigasi bencana merupakan kebutuhan yang sangat penting guna menyiapkan siswa dan guru menghadapi bencana," kata Kepala Dinas Pendidikan kota Ambon, Fahmy Salatalohy di Ambon, Selasa.

Menurut dia, Ambon masuk sebagai daerah rawan bencana dan kawasan "ring off fire" maka penting memprogramkan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan.

Usulan kurikulum mitigasi bencana, pihaknya akan melibatkan akademisi, BPBD untuk melihat dan menyusun kurikulum.

"Kita akan melibatkan beberapa pihak dan pakar terkait, juga BPBD karena mereka mempunyai kepentingan langsung dengan kebencanaan," lanjutnya.

Fahmy mengemukakan, dunia pendidikan merupakan lembaga yang tepat untuk sosialisasi kesiapsiagaan serta penanggulangan bencana, melalui simulasi untuk membiasakan diri saat menghadapi bencana.

"Lembaga pendidikan sangat efektif untuk simulasi dan sosialisasi mitigasi bencana, melalui kurikulum yang diterapkan bagi siswa SD dan SMP," katanya.

Menurutnya, tahap awal kurikulum akan diusulkan untuk masuk dalam program di 2020.

"Kita telah mengusulkan kurikulum orang basudara dan musik dimulai di sekolah, selanjutnya diikuti mitigais bencana," tambahnya.

Disinggung kerusakan sekolah akibat gempa bumi di Ambon, jumlahnya tidak banyak tetapi perlu mendapat perhatian baik fisik bangunan maupun kondisi siswa paska gempa.

Kerusakan sekolah di Ambon yakni SDN 91 dan Madrasah Tsanawiyah yang mengalami kerusakan ringan.

"Yang terpenting adalah pemulihan psikologis siswa paska bencana, kebijakan Wali Kota untuk meliburkan sekolah tepat guna memulihkan trauma siswa," katanya.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019