Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Ambon fokus mengembangkan industri pengolahan hasil laut di Maluku. "Kami fokus mengembangkan industri pengolahan hasil perikanan dan kelautan seperti ikan, udang dan rumput laut," kata Peneliti Bidang Industri Pengolahan Hasil Perikanan Baristand Ambon, BRI Puturuhu ketika ditemui di kantornya di Ambon, Rabu. Menurut dia, saat ini yang menjadi pusat perhatian pemerintah Maluku adalah industri pengolahan rumput laut, selain produktivitas industri perikanan yang selama ini berjalan. Puturuhu  mengatakan, selama ini pengolahan ikan untuk kebutuhan ekspor ke luar negeri, Thailand, Jepang, China, Amerika Serikat, Hongkong, Republik Korea, Taiwan dan Vietnam, hanya dalam bentuk tuna loin, tuna beku dan udang. Padahal, lanjutnya, tuna dapat diolah baik daging yang tidak terpakai, kepala, kulit dan tulangnya hingga tidak ada yang terbuang sama sekali. "Kami telah memberikan pelatihan di tingkat nelayan agar mengolah tuna tangkapan hingga tidak ada limbah, agar selain tuna loin yang dijual ke perusahan pengekspor mereka juga bisa mengolah sisa-sisa ikan yang tidak terpakai menjadi bakso, nouget dan lainnya untuk meniadakan limbah,," katanya. Dikatakannya pula, pelatihan itu diberikan oleh Japan International Cooporation Agency (JICA) dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO). Dua lembaga itu juga memberikan bantuan alat untuk alih teknologi dari pola tradisonal ke modern. Dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat, Baristan Ambon bekerja sama dengan JICA merekrut peserta dari desa-desa potensial di Maluku, secara khusus yang masyarakatnya hidup dari hasil mengolah potensi alam. Puturuhu menjelaskan, materi pelatihan diberikan berdasarkan mata pencarian peserta. Dicontohkan, masyarakat Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon dan Desa Asilulu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah yang bekerja sebagai nelayan, dilatih untuk bisa mengolah ikan secara baik dan higienis dengan menggunakan teknologi modern. "Masyarakat di dua desa itu umumnya menjual hasil tangkapannya ke pasar dan ke perusahan pengekspor tuna loin dan beku," katanya. Sementara masyarakat dari desa-desa yang membudidayakan rumput laut, dilatih mengolah komoditi itu menjadi produk industri seperti makanan kemasan jeli. "Jadi mereka tidak hanya menjual hasil budidayanya dalam bentuk bahan baku atau rumput laut kering," katanya. Puturuhu berharap, masyarakat yang telah diberi pelatihan dapat menularkan ilmunya kepada orang lain demi terbukanya peluang usaha baru secara luas.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010