Kondisi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tual tidak melakukan kegiatan ekspor hasil perikanan sejak dua tahun terakhir. Kepala PPN Tual, Jantje Patty, kepada ANTARA di Ambon, Minggu, membenarkan kondisi pelabuhan perikanan itu mulai sepi sejak aksi Polri bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan penertiban kapal-kapal ikan ilegal pada akhir 2007. "Sejak penertiban terhadap kapal-kapal ikan asing yang melakukan penangkapan secara ilegal di perairan Maluku Tenggara, Laut Arafura dan Laut Banda, kondisi pelabuhan ini mulai sepi dan tidak disinggahi kapal penangkap ikan," katanya. Akibatnya, lanjutnya, 300-an kapal yang dulu biasa sandar dan membongkar hasil tangkapannya untuk diekspor ke luar negeri di PPN Tual, kini beralih tempat operasi di PPN Ambon, Merauke dan Kaimana, Papua Barat. Patty mengatakan, saat ini kapal yang sandar di PPN Tual hanya menurunkan ikan sampingan (bukan ekspor) untuk dijual di pasaran lokal. "Hanya satu atau dua kapal saja yang bersandar di PPN untuk menurunkan ikan sampingannya untuk dijual di pasaran lokal di Tual dan Maluku Tenggara," katanya. Menurut Patty, sebelum ada aksi pembersihan "ilegal fishing" di perairan Maluku Tenggara dan Laut Arafura, dalam satu tahun sedikitnya ada empat kali kegiatan ekspor hasil perikanan dari PPN Tual dengan tujuan Cina, Thailand, Vietnam dan Jepang dengan volume 1.000 hingga 1.200 ton sekali ekspor. Pada akhir 2007 volume ekspor dari pelabuhan itu turun drastis menjadi hanya 151 ton, dan turun lagi pada 2008 menjadi 120 ton. "Setelah tahun 2008 hingga saat ini tidak ada lagi kegiatan ekspor dari PPN Tual karena semua kapal milik perusahaan ikan yang menjadi mitra kerja sudah pindah ke daerah lain," katanya. Diakuinya, masalah ini telah dilaporkan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan harapan PPN Tual dapat kembali difungsikan sebagai pelabuhan ekspor mulai tahun depan (2011). "KKP saat ini sedang mendorong perusahaan ikan dalam dan luar negeri untuk kembali melakukan aktivitas bongkar dan ekspor hasil tangkapan ikannya melalui PPN Tual dan diharapkan kegiatannya dapat dimulai tahun 2011 mendatang," katanya. Jantje Patty berharap dalam waktu lima tahun ke depan kondisi PPN Tual telah pulih termasuk kegiatan ekspor hasil perikanan ke luar negeri. "Ini akan mendorong program pemerintah Pusat menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional," katanya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010