Johannis Leiwakabessy yang biasanya disapa Bing merupakan maestro musik hawaiian tidak tergantikan karena karya dan dedikasi bagi musik Indonesia dikenal hingga di kancah internasional.

"Hari ini musik Indonesia kembali kehilangan maestro musik hawaiian karena kepiawaiannya dalam bermain musik hawaian dan juga pola tertentu yang tidak dimiliki oleh musisi lainnya, kata direktur Ambon Music Office (AMO) Ronny Loppies, di Ambon,  Kamis.

Karir bermusik Om Bing, katanya, berpengaruh pada genre musik yang sangat kuat dan otodidak dalam belajar musik hawaian.

Pengaruh bermusik yang kuat secara tidak langsung berkaitan dengan DNA musik orang Ambon.

Musik hawaiian yang dimainkannya, juga berpengaruh pada DNA bermusik yakni keturunan sang maestro, yang juga memiliki kemampuan bermusik yang sangat baik.

"Keturunan om Bing bisa bermain musik dengan baik seperti Georgie Leaiwakabessy, Harry dan Cliff Leiwakabessy, semua mewarisi kemampuan bermusik dari ayah mereka, "katanya.

Dikatakannya, ada peran lebih dari lagu-lagu yang diciptakan Bing Leiwakabessy yang banyak berbicara tentang landscape Maluku khususnya kota Ambon, dari segi keindahan alam, yang menggambarkan posisi geografis kota Ambon.

Beberapa lagu-lagunya juga bercerita tentang hasil alam Maluku yakni pohon sagu, di dalamnya ada kecerdasan dalam membuat narasi atau lirik.

Sebagai musisi, lewat narasinya sudah dipikirkan upaya menjaga konservasi sagu agar tetap terjaga, serta kedudukan geografis kota Ambon digambarkan di beberapa lagu ciptaannya sangat baik.

"Kekayaan lirik dan imajinasinya sangat kuat terutama dalam menggambarkan alam dan lingkungan di Maluku," tandasnya.

Bing Leiwakabessy meninggal dunia di kota Ambon pada usia 97 tahun. Ia lahir di Ambon tanggal 10 Februari 1923.
 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021